Abstract :
Asuhan Kebidanan dilakukan pada Ny. ?S? usia 38 tahun mulai dari
kehamilan Trimester III sampai dengan perencanaan alat kontrasepsi. Asuhan
kebidanan ini dilakukan melalui pendekatan kepada pasien secara langsung pada
Ny. ?S? dengan tujuan dapat mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan
derajat kesehatan ibu dan bayinya, dengan menggunakan SOAP.
Perencanaan asuhan dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien dan
dilakukan kunjungan kehamilan sebanyak 1 kali. Asuhan yang diberikan pada
Trimester III yaitu pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang
menggunakan KSPR dan memberikan konseling sesuai dengan kondisi ibu,
dimana hasil pemeriksaan penunjang dengan menggunakan KSPR skornya 14
yang tergolong Kehamilan Resiko Sangat Tinggi dan harus dirujuk ke rumah sakit
serta harus dalam pengawasan dokter spesialis kandungan.
Pada saat persalinan di tolong oleh dokter spesialis kandungan secara
Sectio Caesaria. Oleh sebab itu, pendampingan dilakukan hanya sebelum operasi
yang dimulai dari pengantaran ibu ke kamar bersalin rumah sakit, memberikan
surat rujukan pada petugas kamar bersalin, mengisi buku registrasi, mendaftarkan
ke ruang rawat inap, dan mengantarkan ibu masuk ruang operasi.
Pada masa nifas dilakukan kunjungan 3 kali, dan dalam melakukan
kunjungan nifas peneliti juga melakukan melakukan kunjungan keluarga
berencana. Pada kunjungan nifas I dilakukan 6 jam setelah melahirkan dan
mendapatkan KIE tentang nutrisi, mobilisasi untuk lebih sering miring kanan dan
kiri, dan mengajarkan teknik batuk untuk mengurangi sakit pada jahitan luka SC.
Pada kunjungan nifas II dilakukan 7 hari setelah melahirkan, dan ibu masih merasa
nyeri sedikit pada luka jahitan. Sehingga peneliti melakukan evaluasi perawatan
pada luka jahitan SC dan memberikan KIE kepada ibu agar tetap bergerak aktif
tetapi melakukan pekerjaan yang ringan. Pada kunjungan nifas III dilakukan 40
hari setelah melahirkan, dimana ibu sudah tidak merasa nyeri pada luka jahitan kecuali jika dibuat jongkok yang terlalu lama dan ini bukan merupakan masalah.
Pada kunjungan nifas yang ke III peneliti juga melakukan konseling macammacam
KB
sesuai
dengan
keadaan
ibu
yaitu
usia
terlalu
tua
dengan
menggunakan
leaflet, dimana usia terlalu tua ini dibutuhkan alat kontrasepsi jangka panjang
mengingat usia terlalu tua rentan terhadap penyakit-penyakit dan alat-alat
reproduksi juga semakin menurun serta beresiko jika hamil lagi. KB yang
dikonselingkan sesuai dengan usia terlalu tua yaitu MOW, MOP, dan IUD. Ibupun
memilih berencana menggunakan KB IUD.
Hasil dari asuhan yang telah diberikan mulai dari kehamilan Trimester III
sampai dengan perencanaan alat kontrasepsi, telah sesuai dengan rencana dan
kebutuhan pasien. Diharapkan pelayanan kesehatan terus mempertahankan
asuhan yang diberikan secara contiunity of care sehingga meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan anak.