Institusion
Politeknik Kesehatan RS Dr Soepraoen Kesdam V
Author
Sunaringtyas, Anisa Dzatus
Subject
Datestamp
2023-08-23 06:23:39
Abstract :
Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah
merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, yang mana sel darah merah itu
mengandung hemoglobin yang berfungsi untuk membawa oksigen ke seluruh
jaringan tubuh. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya anemia
kehamilan diantaranya gravida, umur, paritas, tingkat pendidikan, ekonomi
dan kepatuhan konsumsi tablet Fe. Ibu hamil dengan anemia kemungkinan
dapat terjadi abortus, persalinan prematuritas, hambatan tumbuh kembang
janin, mudah terjadi infeksi, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini
(KPD), saat persalinan dapat mengakibatkan gangguan His, kala pertama
dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, dan pada kala nifas
terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan pospartum, memudahkan
infeksi puerperium, dan pengeluarkan ASI berkurang (Aryanti dkk, 2013).
Tujuan dari studi kasus ini adalah untuk dapat memberikan asuhan
kebidanan secara continuity of care pada kasus anemia ringan mulai dari
kehamilan trimester III, persalinan, masa nifas, bayi, neonatus, hingga
perencanaan penggunaan alat kontrasepsi baik bio, psiko, dan sosial
sehingga dapat mencegah terjadinya komplikasi dan meningkatkan derajat
kesehatan ibu dan bayinya dengan menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan.
Kasus diambil di RSIA Rumkitban Malang Provinsi Jawa Timur dari
tanggal 29 November 2020 s.d 20 Januari 2021. Metode penelitian adalah
deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Subjek dari asuhan kebidanan komprehensif ini adalah Ny. M usia 20
tahun G1 P0 Ab0 yang mengalami anemia ringan pada usia kehamilan 40
minggu dengan kadar Hb 10,5 gr/dl. Pada usia kehamilan 41 minggu, Ny. M
melahirkan anak pertamanya secara Sectio Caesarea dan tidak ada penyulit.
Bayi lahir tanggal 10 desember 2020 jam 19.45 WIB menangis kuat, warna
kemerahan dan gerak aktif, berat badan lahir 3700 gram, panjang 51 cm,
i
asuhan selama neonatus I bayi masih kurang kuat dalam menyusu dan menganjurkan ibu untuk memberikan ASInya sesering mungkin. Masa nifas
ibu tidak ada masalah apapun. Asuhan keluarga berencana, Ny. M memilih
berencana menggunakan suntik 3 bulan saat masa nifas selesai.
Asuhan kebidanan pada Ny. M selama kehamilan sesuai dengan
standar asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia kemudian ibu
diberikan terapi tablet Fe dan mengkonsumsi makanan yang mengandung zat
besi, sehingga anemia pada ibu hamil dapat teratasi. Persalinan Ny. M
berjalan lancar dengan persalinan section caesarea, karena ibu dilakukan
transfusi darah terlebih dahulu, sebagian besar ibu yang mengalami anemia
akan melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR), akan tetapi
dengan asuhan yang tepat bayi Ny. M tidak mengalami BBLR dikarenakan ibu
mengkonsumsi makanan yang bergizi dan mengandung zat besi. Selama
masa nifas ASI pada Ny. M keluar dengan lancar dan tidak ada penyulit. Pada
KB Ny M memilih berencana menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan
karena sesuai dengan anjuran untuk ibu yang masih dalam masa laktasi dan
tidak menimbulkan banyak perdarahan.
Asuhan berkesinambungan pada Ny. M selama masa hamil,
persalinan, nifas, bayi baru lahir serta perencanaan KB dilakukan sesuai
standar asuhan, sehingga masalah-masalah potensial yang muncul dapat
teratasi. Diharapkan dari hasil penulisan dapat memberikan masukan terhadap
tenaga kesehatan khususnya bagi bidan praktek mandiri untuk meningkatkan
tindakan yang diberikan pada ibu hamil dengan anemia ringan agar terhindar dari
komplikasi pada kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas dan KB.