Abstract :
Asuhan kebidanan dilakukan pada Ny. ?W? usia 38 tahun mulai dari
kehamilan trimester III dengan antepartum bleeding sampai dengan penggunaan
alat kontrasepsi. Asuhan yang diberikan pada kehamilan trimester III yaitu
pemeriksaan umum, pemeriksaan fisik, dan memberikan konseling tentang
masalah yang sering dialami oleh ibu hamil trimester III, tanda-tanda persalinan
dan persiapan persalinan. Ante Partum Bleeding (APB) atau Perdarahan
antepartum adalah perdarahan pervaginam semasa kehamilan di mana umur
kehamilan telah melebihi 28 minggu atau berat janin lebih dari 1000 gram
(Manuaba, 2010). Perdarahan antepartum merupakan salah satu kondisi
kegawatdaruratan yang perlu mendapatkan penanganan segera. Bila tidak cepat
ditindak lanjuti, perdarahan ini dapat menyebabkan kematian baik pada ibu
maupun pada janin.
Resiko kehamilan yang mungkin dihadapi oleh ibu dengan Antepartum
Bleeding adalah anemia dan IUFD, pada resiko kehamilan ini ibu tidak
mengalami resiko apapun karena sudah dilakukan ANC terpadu sejak awal ibu
hamil dan ibu sudah dipantau dari trimester I sampai dengan trimester III terbukti
dengan ibu periksa sesuai dengan arahan yang dianjurkan oleh tenaga
kesehatan dalam hal ini ibu dilakukan standart pemeriksaan 12T.Perencanaan
asuhan dibuat sesuai dengan kebutuhan pasien dan dilakukan kunjungan pada
waktu hamil sebanyak 1 kali.
Pada saat persalinan, proses persalinan dengan Seksio Caesarea berjalan
dengan lancar ditolong oleh Dokter Spesialis Kandungan, Bidan, Dokter
Anastesi, Perawat instrumentor, 2 asisten dokter di Ruang Operasi, dan
penanggung jawab ruangan OK. Kemudian melakukan observasi pada ibu
sampai dengan 2 jam post partum observasi perdarahan, kontraksi, dan kandung
kemih.Resiko yang mungkin dihadapi pada ibu Antepartum Bleeding adalah
atonia uteri, trauma jalan lahir, retensio plasenta dan koagulopati.
Pada masa nifas dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali, dan dalam
melakukan kunjungan nifas. Kunjungan nifas 1 peneliti melakukan pemeriksaan
pada ibu nifas yaitu pemeriksaan umum (keadaan umum & TTV), pemeriksaan
ix
fisik, ASI keluar atau tidak, involusi uteri, kandung kemih, mobilisasi dan
perdarahan. Kunjungan Nifas ke II peneliti melakukan pemeriksaan umum
(keadaan umum & TTV) pada ibu, pemeriksaan TFU, lochea dan luka bekas
operasi SC. Kunjungan ke III, peneliti melakukan asuhan pada ibu yaitu
pemeriksaan keadaan umum ibu, TTV dan memastikan proses involusi berjalan
dengan baik. Sedangkan untuk beberapa resiko yang mungkin terjadi oleh ibu
Antepartum Bleeding pada masa nifas adalah perdarahan post partum.
Pada asuhan bayi dan neonatus didapatkan bayi dalam keadaan normal
lahir SC dan penilaian awal baik, peneliti melakukan kunjungan sebanyak 3 kali,
Neonatus I yaitu melakukan pemeriksaan umum (keadaan umum & TTV),
pemeriksaan fisik, perawatan tali pusat dan menjaga bayi agar tetap hangat
( mencegah hipotermia). Kunjungan Neonatus II dilakukan pemeriksaan umum
(keadaan umum & TTV), dan keadaan tali pusat. Kunjungan Neonatus III yaitu
keadaan umum bayi, tanda-tanda infeksi, memastikan bayi mendapat cukup
nutrisi dan mengingatkan ibu tentang jadwal imunisasi bayinya. Beberapa resiko
yang dihadapi pada bayi dan neonatus adalah BBLR, Prematuritas, Asfiksia..
Pada Keluarga Berencana, ibu sudah memiliki rencana untuk menggunakan
KB Mantap (MOW), yang telah dilakukan oleh Dokter Spesialis kandungan
setelah persalinan seksio sesarea, untuk asuhan yang diberikan pada ibu Post
KB MOW antara lain pantau keadaan umum, TTV, penuhi kebutuhan nutrisi,
ajarkan ibu untuk mobilisasi dini.
Hasil dari asuhan yang telah diberikan dari kehamilan trimester III,
persalinan, nifas, neonatus, dan kontrasepsi telah sesuai dengan rencana dan
kebutuhan pasien. Diharapkan pelayanan kesehatan dapat terus
mempertahankan asuhan yang diberikan secara continuity of care sehingga
meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak.