Abstract :
Tuberkulosis paru merupakan penyakit infeksi penular
dengan pravelensi yang masih tinggi. Indonesia sendiri menempati posisi ketiga
dari Dunia dengan kasus mencapai9,6 juta kasus TB Paru dengan 3,2 juta kasus
diantaranya adalah perempuan. Dengan 1,5 juta kematian karena TB tersebut
ditemukan 1,1 juta (12%) HIV positif dengan kematian 320.000 orang (140.000
orang adalah perempuan) dan 480.000 TB Resisten Obat (TB-RO) dengan
kematian 190.000 orang. Dari 9,6 juta kasus TB paru, diperkirakan 1 juta kasus
TB anak (dibawah usia 15 tahun) dan 140.000 kematian/tahun. Diantara jumlah
tersebut, kasus pada kelompok usia dewasa awal 37.608 kasus (18,96 %) dan pada
kelompok usia lansia awal 39.733 kasus (20,03%). Salah satu bentuk terapi dalam
mengatasi masalah bersihan napas tidak efektif. Studi kasus ini bertujuan untuk
mendapatkan gambaran mengenai penerapan batuk efektif sebagai
penataklasanaan manajemen bersihan jalan napas pada pasien tuberkulosis.
Metode yang digunakan adalah study kasus deskriftif dengan melakukan
anamnesa, observasi, pemeriksaan fisik, dam catatan medis pasien. Penulis
menggunakan metode analisis analitik dengan bentuk studi kasus dengan
melakukan pendekatan asuhan keperawatan pada Tn. A yang meliputi pengkajian,
diagnosa keperawatan, perencanaan keperawatan, pelaksanaan keperawatan,
evaluasi keperawatan dan menggunakan intervensi Evidence Based Practice
(EBP). Studi kasus pada pasien tuberkulosis dengan masalah keperawatan
bersihan jalan napas tidak efektif dapat diatasi dengan melakukan batuk efektif,
hal ini ditandai dengan sesak napas berkurang, dan pasien dapat mengeluarkan
sputum. Penerapan batuk efektif ternyata dapat dilakukan pada pasien dengan
masalah keperawatan bersihan jalan napas tidak efektif.