DETAIL DOCUMENT
POLA KOMUNIKASI MAHASISWA TUNARUNGU DALAM BERINTERAKSI DENGAN REKAN KULIAH
Total View This Week18
Institusion
Universitas Mercu Buana
Author
SIDIK, MUHAMMAD FIKRI
Subject
004.65 Computer Communications Networks/Jaringan Komunikasi Komputer 
Datestamp
2020-01-17 03:24:04 
Abstract :
People with hearing impairment are people who have impaired hearing organs, resulting in an inability to hear. This inability to hear is often the main problem of deaf people in communicating with people around them. For students with hearing impairment this hearing disability can make it difficult to follow and accept learning material. Therefore, an active role of persons with hearing impairment is needed in establishing appropriate communication patterns with their peers in addition to mingling with other fellow students as well as helping them understand learning material. This research uses a qualitative approach. The paradigm used is constructivism. In this study, the researcher determined the key informant who was a deaf student named Asep Nur Jamil, while the other informant was a key friend of the key informant who had been a classmate since the beginning of the lecture. The results of this study indicate that people with hearing impairment are able to build verbal and nonverbal communication patterns with their peers. Verbal communication that was built by the key informant and his colleagues was to make use of mobile phones using the features of the mobile phone itself and to use i-chat and instant transcription applications. Nonverbal communication that was built by key informants with his colleagues was to use Indonesian sign language (bisindo). Application i-chat and instant transcription is an application that can make it easier for users to communicate with people with hearing impairment. Supporting technological advancements helps the deaf to interact more actively with others. Keywords: Communication Pattern, deaf Penyandang tunarungu adalah orang yang memiliki gangguan pada organ pendengarannya, sehingga mengakibatkan ketidakmampuan untuk mendengar. Ketidakmampuan untuk mendengar inilah yang seringkali menjadi masalah utama penyandang tunarungu dalam melakukan komunikasi dengan orang-orang disekitarnya. Bagi mahasiswa penyandang tunarungu ketidakmampuan mendengar ini dapat membuatnya kesulitan mengikuti dan menerima materi pembelajaran. Oleh sebab itu, diperlukan peran aktif penyandang tunarungu dalam membangun pola komunikasi yang tepat dengan rekan-rekannya selain untuk berbaur dengan rekan mahasiswa lainnya juga untuk membantunya memahami materi pembelajaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Paradigma yang digunakan adalah konstruktivisme. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan key informan yang merupakan mahasiswa penyandang tunarungu bernama Asep Nur Jamil, sedangkan untuk informan lainnya merupakan teman dekat key informan yang telah menjadi rekan sekelas sejak awal masa perkuliahan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penyandang tunarungu mampu membangun pola komunikasi verbal dan nonverbal dengan rekan-rekannya. Komunikasi verbal yang dibangun key informan dan rekan-rekannya adalah dengan memanfaatkan telepon genggam dengan menggunakan fitur yang ada di telepon genggam itu sendiri dan memanfaatkan aplikasi i-chat dan transkripsi instan. Komunikasi nonverbal yang dibangun key informan dengan rekan-rekannya adalah dengan menggunakan bahasa isyarat Indonesia (bisindo). Aplikasi i-chat dan transkripsi instant merupakan aplikasi yang dapat memudahkan penggunanya berkomunikasi dengan penyandang tunarungu. Dukungan kemajuan teknologi membantu penyandang tunarungu untuk dapat berinteraksi lebih aktif dengan orang lain. Kata Kunci : Pola Komunikasi, penyandang tunarungu, 
Institution Info

Universitas Mercu Buana