DETAIL DOCUMENT
Laporan Akhir Program Profesi Ners Asuhan Keperawatan pada Pasien TB Paru di Ruang Mawar RSUD Mardi Waluyo Kota Blitar
Total View This Week0
Institusion
STIKES Patria Husada
Author
Renowati, Indah
Subject
Education in Nursing 
Datestamp
2020-06-19 07:09:07 
Abstract :
Secara umum, penyakit tuberkulosis paru merupakan penyakit yang masih menjadi masalah kesehatan dalam masyarakat kita. Penyakit tuberkulosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman mycobacterium tuberkulosis telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Kegelisahan global ini didasarkan pada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkulosis tidak terkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan, terutama penderita menular (BTA positif). (Wahid & Suprapto, 2013). Gejala dini dan sering dikeluhkan ialah batuk yang terus-menerus dengan disertai penumpukan sekret disaluran pernafasan bawah. Batuk yang dilakukan pada penderita Tuberculosis paru merupakan batuk yang inefisien dan membahayakan (Kristiani, 2016). Batuk terjadi karena adanya iritasi pada bronkus, batuk diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Batuk dimulai dari batuk kering/non produktif kemudian setelah timbul peradangan menjadi batuk produktif (menghasilkan sputum) ini terjadi lebih dari tiga minggu (Abd. Wahid, 2013). Proses yang paling ringan ini menyebabkan sekret akan terkumpul pada jalan napas, untuk mengeluarkan sekret caranya dengan batuk, saat penderita tidak mampu untuk melakukan batuk yang benar maka menimbulkan masalah (Yuliati Alie, Rodiyah, 2013). Hal ini berisiko muncul masalah keperwatan pada penderita tuberkulosis paru ketidakefetifan bersihan jalan napas yang merupkan ketidakmampuan membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran napas untuk mempertahankan bersihan jalan napas (Herdman & Kamitsuru, 2015). Apabila tidak segara ditangani maka akan mengakibatkan komplikasi yaitu hemomtisis berat, kolaps, bronkiektasis, dan pneumotorak, serta juga menyebabkan penyebaran infeksi ke organ lain. (Wahid & Suprapto, 2013). Dengan tidak adanya pengobatan yang efektif untuk penyakit yang kronik, maka akan berakhir dengan kematian. (Harrison, 2015). India, China dan Indonesia merupakan negara dengan penderita tuberkulosis terbanyak yaitu berturut-turut 23%, 16% dan 10% dari seluruh penderita di dunia, di Indonesia maupun di berbagai belahan dunia, penyakit tuberkulosis merupakan penyakit menular. Penyakit tuberkulosis diperkirakan masih menyerang 9,6 juta orang dan menyebabkan 1,2 juta kematian pada tahun 2014 (WHO, 2015). TB adalah penyebab utama kesembilan kematian di seluruh dunia dan penyebab utama dari satu agen infeksius, diperkirakan pada tahun 2016 ada sekitar 1,3 juta kematian akibat tuberculosis (WHO, 2017). Pada tahun 2016 di Indonesia ditemukan jumlah kasus tuberkulosis sebanyak 351.893 kasus, meningkat bila dibandingkan semua kasus tuberkulosis yang ditemukan pada tahun 2015 yang sebesar 330.729 kasus (Kemenkes RI, 2016). Di tingkat nasional, Provinsi Jawa Timur pada tahun 2015 menempati ururan kedua di Indonesia dalam jumlah penemuan kasus baru BTA + sebanyak 23.183 penderita atau case destection rate (CDR) sebesar 56%, di tahun 2016 jumlah semua kasus TB diobati sebanyak 47.478 kasus dari perkiraan jumlah kasus sebesar 123.414 kasus atau Case detection rate (CDR) TB sebesar 39% (Dinkes Jatim, 2016). Berdasarkan studi dokumentasi dari bagian pencatatan dan pelaporan di Ruang Mawar Rumah Sakit Mardi Waluyo Kota Blitar 

Institution Info

STIKES Patria Husada