DETAIL DOCUMENT
Asuhan Keperawatan pada Pasien ST Elevasi Miokard Akut di Instalasi Perawatan Intensif (IPI) Rsud Mardi Waluyo Kota Blitar
Total View This Week0
Institusion
STIKES Patria Husada
Author
Rohmawati, Heni
Subject
Community Health Nursing 
Datestamp
2020-05-29 06:45:10 
Abstract :
Penyakit jantung merupakan penyakit yang menempati posisi tertinggi penyebab kematian dan kecacatan baik di dunia maupun di Indonesia.STEMI (ST Elevasi Miocard Infark) adalah jenis yang terberat dari kelompok penyakit coronary arteri disease yang memerlukan penanganan serius baik sebelum maupun setelah serangan, penanganan dini menggunakan berbagai strategi tindakan pada saat serangan sangat penting namunupaya pengembalian fungsi jantung juga memiliki makna yang sangat besarsebagai pencegahan serangan ulang yang dapat berakibat lebih fatal. Pada banyak kejadian penderita STEMI (ST Elevasi Miocard Infark) yang justru meninggal atau mengalami kecacatan yang diakibatkan oleh kesalahan dalam melakukan pertolongan (kesalahan petugas). Peran perawat tentang tindakan kegawat daruratan di IGD dan Instalasi Perawatan Intensif pada pasien STEMI (ST Elevasi Miocard Infark) memegang porsi besar dalam menentukan keberhasilan pertolongan pertama. Di samping itu dibutuhkan juga sikap yang benar dalam memberikan tindakan kegawat daruratan dan perawatan intensif pada pasien STEMI (ST Elevasi Miocard Infark). Diagnosa keperawatan pada teori pada pasien STEMI (ST Elevasi Miocard Infark) adalah 1).Nyeri akut berhubungan dengan sindroma koroner akut. 2).Penurunan curah jantung berhubungan dengan penurunan afterload 3).Hipervolemia berhubungan dengan kegagalan jantung kongestif 4).Risiko perfusi miocard tidak efektif 5).Intoleransi aktivitas berhubungan Penyakit jantung koroner 6).Ansietas berhubungan dengan Penyakit akut, tapi pada praktek dilapangan tidak semua diagnosa keperawatan muncul di semua kasus. Dari empat kasus yang dikelola penulis diagnosa keperawatan penurunan curah jantung merupakan diagnose utama pada kasus 1 dan kasus 4, karena pada kedua kasus tersebut pasien sudah mengalami syock cardiogenik ditandai adanya sesak,hipotensi, dan gambaran cardiomegali serta edema paru. Klasifikasi berdasarkan killip digunakan pada penderita IMA.., Pada intervensi manajemen nyeri merupakan prioritas utama pada pasien STEMI. Pada dasarnya bahwa tidak ada kesenjangan antara praktik pada pasien dan teori. Karena intervensi yang diberikan perawat kepada pasien sudah sesuai dengan teori yang ada dan sesuai dengan kondisi pasien. Pada Implementasi ada beberapa intervensi yang tidak dilakukan, karena pada dasarnya implementasi dilakukan untuk meningkatkan oksigen miokard dan menghindari implementasi yang meningkatkan beban kerja jantung. Evaluasi didapatkan perkembangan yang membaik 50% ( masalah teratasi) dan perkembangan yang tidak mengalami perbaikan 50% (masalah tidak teratasi). 
Institution Info

STIKES Patria Husada