Institusion
Akademi Farmasi Putera Indonesia Malang
Author
Andika, Tiffani
Putri, Oktavina Kartika
Subject
AA Ilmu Kedokteran
Datestamp
2019-08-20 03:34:52
Abstract :
Buah lerak (Sapinduss rarak) merupakan salah satu tanaman yang berpotensi sebagai bahan dasar
obat karena mengandung senyawa saponin yang cukup tinggi. Senyawa saponin diketahui
mempunyai efek sebagai antimikroba, menghambat jamur, antidiabetes dan memiliki sifat
antiinflammantory. Untuk mendapatkan kandungan zat aktif yang tinggi perlu dilakukan optimasi,
salah satunya adalah dengan memvariasi metode ekstraksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui apakah ada perbedaan kadar saponin dengan membandingan metode ekstraksi maserasi
dan sokletasi. Kadar saponin diuji menggunakan metode spektrofotometri UV-Vis dengan standar
baku diosgenin. Data dianalisa dengan uji statistik independent T-test. Hasil rendemen dari metode
ekstraksi maserasi dan sokletasi berturut-turut adalah 75,745±0,403% dan 83,315±1,886%. Hasil
kadar saponin yang diperoleh dari ekstrak hasil maserasi dan sokletasi berturut-turut adalah
1,509±0,006 µgDE/mL dan 2,012±0,019 µgDE/mL. Hasil uji statistik menunjukkan nilai sig 0,000
lebih kecil dari 0,05 dengan taraf kepercayaan 95%. Kesimpulan pada penelitian ini adalah terdapat
perbedaan kadar saponin yang signifikan pada ekstrak lerak hasil maserasi dan sokletasi dengan
kadar tertinggi terdapat pada metode sokletasi dengan kadar sebesar 2,012±0,019 µgDE/mL.
Katakunci : buah lerak, Sapindus rarak, saponin, maserasi, sokletasi, spektrofotometri UV-Vis