Abstract :
Demam tifoid merupakan suatu penyakit infeksi akut yang disebabkan oleh bakteri Salmonella
thypi. Di Indonesia insiden demam tifoid masih tinggi dan di RSU Aminah Blitar demam tifoid
selalu menempati 10 penyakit terbanyak selama tahun 2017 dengan rata-rata 47 kasus tiap bulan
dimana 76% kasus diderita oleh anak-anak. Penggunaan antibiotik adalah pilihan utama dalam
pengobatan demam tifoid, tetapi pemakaian antibiotik yang salah dapat menyebabkan sejumlah
kerugian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kesesuaian pemberian antibiotik demam tifoid
pada anak berdasarkan Panduan Praktek Klinis (PPK) RSU Aminah Blitar tahun 2017. Penelitian
ini merupakan jenis penelitian deskriptif yang datanya diambil secara retrospektif. Populasi dari
penelitian ini sebanyak 427 rekam medis pasien. Pengambilan sampel menggunakan metode
random sampling dan didapatkan 81 sampel rekam medis. Data yang diperoleh kemudian
dianalisis dan dihitung prosentase kesesuaian pemberian obat dan dosis berdasarkan PPK. Hasil
penelitian ini antibiotik yang digunakan sefotaksim 53%, seftriakson 6%, seftazidime 13%,
amoksisilin 2%, sefiksim 2%, amikasin 17%, sefadroksil 5% dan thiamfenikol 2%. Prosentase
kesesuaian obat sebanyak 19% dan kesesuaian dosis 53%. Dengan demikian maka dirasa perlu
dilakukan kajian kembali terhadap PPK di RSU Aminah Blitar terkait tatalaksana pemberian
antibiotik untuk demam tifoid pada anak.
Kata Kunci : Antibiotik, Demam Tifoid, RSU Aminah Blitar