Abstract :
Daun anting-anting memiliki kandungan senyawa kimia tanin, saponin dan flavonoid. Tannin
dan flavonoid bersifat astringen yang mengikat dan mengendapkan protein dalam darah, jika diberikan
ke bagian mukosa kulit akan mengecilkan dan merapatkan sel terluar sehingga mengurangi kerusakan
mukosa (Bele et.al., 2010). Sedangkan saponin mempunyai tingkat toksisistas yang tinggi melawan
fungi, sehingga membantu dalam proses penyembuhan luka (faure, 2002). Tujuan penelitian ini Untuk
mengetahui apakah ekstrak etanol daun anting-anting (Acalypha indica L.) memiliki aktivitas dalam
penyembuhan luka sayat terhadap tikus putih jantan (wistar). Metode penelitian ini meliputi
determinasi tumbuhan, pembuatan ekstrak daun anting-anting dengan cara metode maserasi dan
menghasilkan estrak kental daun anting-anting, pembuatan sediaan dengan konsentrasi 5% 10% dan
15%. Pengujian dilakukan dengan menggunakan hewan uji 4 kelompok perlakuan, yaitu kelompok
normal, kelompok ekstrak daun anting-anting 5% , 10 % dan 15 %. Semua tikus dilukai dengan
panjang 1,5 cm, kemudian luka diolesi dua kali hari. Pengamatan luka dilakukan setiap sehari (hari ke-
0 sampai ke-8). Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan penyembuhan luka antara pemberian
ekstrak daun anting-anting dengan konsentrasi 5% 10% dan 15% dengan dan kelompok normal.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun anting-anting mempunyai aktivitas
dalam penyembuhan luka pada tikus putih jantan.
Kata Kunci : ekstrak daun anting-anting, penyembuhan luka, tikus putih jantan