Abstract :
Abstraksi- Di kapal MT. Sengeti, auxiliary engine pada
umumnya di kapal ada 3, yang berjalan di paralel secara
bergantian berfungsi sebagai sumber listrik di atas kapal.
Karena sangat pentingnya fungsi dari pada auxiliary engine
maka harus di jaga peformanya, mulai dari bahan bakar,
pelumasan pendinginan air tawar maupun air laut, serta
kondisi dari getaran maupun suara saat auxiliary engine
running. Jika auxiliary engine running tidak normal bahkan
tidak running maka akan sangat mengganggu operasional
kapal.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode SHEL untuk menentukan penyebab dan USG
(Urgency, Seriously, Growth) merupakan cara untuk
menentukan urutan suatu prioritas masalah dengan
memberikan point antara 1-5 sesuai dengan tingkat masalah
yang terjadi. Secara singkat USG (Urgency, Seriously,
Growth) dapat di uraikan sebagai berikut Urgency :
Seberapa mendesak masalah tersebut apabila tidak di atasi
akan berakibat fatal dalam jangka waktu dekat, Seriousness
: Seberapa serius isu tersebut perlu di bahas serta masalah
yang apabila terlambat akan berdampak fatal berpengaruh
pada jangka panjang dan Growth : Masalah potensi untuk
tumbuh dan berkembangya masalah baru dalam jangka
waktu panjang dari lingkungan untuk merumuskan strategi
yang akan diambil. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui observasi, dokumentasi dan studi kepustakaan
secara langsung terhadap subyek yang berhubungan
dengan auxiliary engine.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa penyebab
lepas connecting rod pada auxiliary engine adalah karena
kekencangan baut connecting rod yang kurang. Sedangkan
penyebab kekencangan baut tersebut diakibatkan karena
kurangnya proses pelaksanaan perawatan PMS (Planning
Maintenance System) yang tidak berjalan dengan baik
kemudian memaksa auxiliary engine running terus menerus
sampai melewati akhirnya connecting rod lepas dan
menghantam block mesin hingga berlubang