Abstract :
Dalam penanganan muatan kapal LPG selalu
memiliki penanganan khusus dalam proses bongkar
muatnya. Karena sifat muatannya yang mudah
menguap dan tidak terlihat bila terjadi kebocoran.
Reliquefaction system adalah proses mengembalikan
muatan di dalam tangki yang berbentuk vapour
kembali menjadi likuid. Hal ini dilakukan karena
muatan gas di dalam tangki yang berbentuk liquid bisa
berubah kuantitasnya menjadi vapour yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti tekanan dan
suhu dalam tangki. Tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi faktor yang mempengaruhi
berubahnya muatan. Untuk mengetahui dampak yang
ditimbulkan dan menganalisa upaya yang dilakukan
agar muatan LPG tidak berubah di dalam tangki pada
saat proses bongkar muat.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif yang merupakan metode penelitian dengan
cara memaparkan hasil dari semua studi dan
penelitian. Data dikumpulkan melalui wawancara,
observasi, studi pustaka dan dokumentasi.
Faktor yang mempengaruhi berubahnya jenis
muatan LPG pada saat loading dan discharging di
pelabuhan bongkar adalah kenaikan temperature,
kenaikan pressure, loading atau discharging rate, dan
prosedur cooling down yang kurang tepat karena
kurangnya pengetahuan mengenai sistem
reliquefaction. Dampak yang ditimbulkan jika muatan
LPG di dalam tanki berubah menjadi vapour adalah
semua safety device akan bekerja, pump rate down, dan
kuantitas muatan LPG di dalam tanki berkurang.
Upaya yang dilakukan agar muatan LPG tidak
berubah jenis pada saat proses bongkar muat adalah
dengan dilakukannya proses cooling down, chilling,
memahami lebih baik proses reliquefation system
secara terencana, dan membagi rata loding cargo