Abstract :
Transit Oriented Development (TOD) merupakan sebuah konsep perancangan kawasan
yang memadukan antara fungsi transit dengan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik.
Konsep ini memberikan sejumlah keuntungan bagi kawasan maupun masyarakat seperti
mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, kemacetan jalan, polusi udara meningkatkan
aksesibilitas kawasan serta menyediakan pembangunan yang memrioritaskan pejalan kaki dan
pesepeda. Kota Jakarta diperkirakan akan menghadapi kemacetan total pada tahun 2020.
Diperkirakan bahwa permasalahan lalu lintas ini akan menyebabkan beberapa kerugian ekonomi
yang diakumulasikan dari beberapa aspek seperti waktu, bahan bakar, juga masalah kesehatan.
Kota Jakarta sudah mengalami isu kemacetan selama puluhan tahun dan salah satu penyebabnya
ialah Kota Jakarta belum menerapkan konsep TOD seutuhnya. Dukuh Atas merupakan kawasan
yang memiliki potensi yang sangat tinggi untuk menjadi kawasan TOD serta merupakan salah satu
interchange yang kompleks di Jakarta. Dukuh Atas diprediksi akan menjadi pusat mobilitas
transportasi utama dikarenakan memiliki akses terhadap 5 jenis moda transportasi. Namun
kawasan Dukuh Atas diskonektivitas antar moda transportasi maupun aksesibilitas kawasannya
diakibatkan batasan-batasan fisik yang terdapat pada kawasan sehingga Dukuh Atas membutuhkan
sebuah penataan serta elemen infrastruktur pendukung berupa transportation hub yang tidak hanya
berperan sebagai infrastruktur pendukung multi moda, namun mampu mempermudah aksesibilitas
maupun mobilitas kawasan agar dapat meningkatkan kemudahan juga kenyamanan pengguna
moda transportasi maupun masyarakat untuk berpindah sehingga dapat mengurangi penggunaan
kendaraan pribadi yang menyebabkan kemacetan di Kota Jakarta.