Abstract :
Pewarna tekstil terbagi menjadi 2 (dua), yaitu pewarna alami dan pewarna sintetis. Pewarna alami dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan, sedangkan pewarna sintetik hanya dapat diperoleh melalui proses kimiawi. Pewarna alami sudah lama digunakan di dunia salah satunya di negara Indonesia. Untuk mendapatkan pewarna alami, peneliti memanfaatkan bagian tersisa dari sayur dan buah. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kulit dan biji alpukat, kulit, batang dan ampas bit, kulit bawang merah dan bawang bombai yang kemudian diektstrak dengan menggunakan teknik perebusan untuk mendapatkan warna lalu tekstil dicelup ke dalam pewarna. Kain yang digunakan dalam penelitian ini adalah kanvas, katun, polyester, sutra, dan belacu untuk menguji daya serap masing-masing jenis kain. Sebelum memulai proses pencelupan dan pewarnaan, untuk mempersiapkan kain untuk penyerapan warna, penulis melakukan proses scouring dan mordanting agar kain dapat meyerap pewarna alami semaksimal mungkin dan juga agar warna tidak mudah luntur lalu kain akan melewati proses fiksasi (penguncian warna) menggunakan waterglass.