DETAIL DOCUMENT
ANALISIS SIFAT MEKANIK DAN KARAKTERISTIK BATU BATA MERAH DENGAN MENGUNAKAN METODE RSM DI KABUPATEN BANGKA
Total View This Week0
Institusion
Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung
Author
Ludy Firmansyah, Ludy Firmansyah
Subject
TS Manufactures 
Datestamp
2021-10-04 04:55:13 
Abstract :
Batu bata merah merupakan material yang paling mudah ditemukan dan digunakan hampir semua bangunan. Selain murah, bata merah juga sering digunakan karena proses pembuatannya yang mudah dan banyak ditemukan disemua daerah di Indonesia. Pemanfaatan batu bata dalam konstruksi maupun nonkonstruksi ataupun struktur perlu adanya peningkatan produk yang dihasilkan, baik dengan cara meningkatkan kualitas bahan matrial bata merah sendiri maupun penambahan dengan bahan lain.. Berdasarkan SNI 15-2094-2000 menjelaskan bahwa bata merah adalah bahan bangunan yang berbentuk prisma segi empat panjang, pejal atau berlubang dengan volume lubang dengan volume lubang maksimum 15% dan digunakan untuk konstruksi dinding bangunan, yang dibuat dari tanah liat dengan atau tanpa bahan aktif dan dibakar pada suhu tertentu. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kekuatan uji impak dan karakteristik bata merah pasca pembakaran, perbandingan suhu dan lama pemanasan sekaligus untuk mengetahui kualitas tanah liat di kabupaten bangka apakah dapat memenuhi mutu yang di syaratkan. Penelitian ini dilakukan dengan metode RSM menggunakan bantuan prangkat lunak. Hasil pengolahan data menghasilkan 20 sample percobaan dengan 6 kali pengulangan di tengah. Hasil penelitian ini menghasilkan kekuatan impak tertinggi pada percobaan 14 sebesar 122,9 kj/m2 dengan parameter pengeringan 8 hari, temperature 968,18oC dengan lama pemanasan 10 jam dan Kekuatan impak terendah pada percobaan 12 yaitu sebesar 47,6 kj/m2 dengan parameter lama pengeringan 8 hari, tempature 800oC dan lama waktu pemanasan 3,27 jam Hal ini dikarenakan lama peroses pengeringan dan lama pemanasan. Berdasarkan uji SEM, jelas sekali terlihat perbedaan bentuk patahan nilai uji impak tertingi hasil patahannya menunjukan permukaan telah berbentuk kristal dengan penyatuan yang sempurna walaupun ada beberapa bagian yang retak, hal ini disebabkan karena air yang terkandung lebih sedikit dibandingkan dengan hasil uji impak yang lebih rendah hasil patahannya yang membentuk kristal kurang lebih 50% sedangkan di beberapa bagian terdapat porositas atau lobang yang menandakan penyatuan belum sempurna. 
Institution Info

Politeknik Manufaktur Negeri Bangka Belitung