Abstract :
Penelitian ini mengeksplorasi tentang keadaan Psychological Well
Being terhadap santri Mubtadi? (santri baru) yang baru mengenal
lingkungan pondok pesantren. Oleh karena itu santri Mubtadi? sangat
membutuhkan bimbingan dan juga arahan mengenai penyesuaian diri
dan pembelajaran di pondok pesantren. Pondok pesantren Sabilul
Hasanah adalah lembaga pendidikan yang lebih meningkatkan
pendidikan dari segi agama Islam. Akan tetapi penyuasaian lingkungan
dan cara belajar sulit dilakukan oleh santri-santri mubtadi? ini, sehingga
menyebabakan pikiran dan jiwa mereka merasa tidak tenang. Dalam
menyikapi hal ini pondok pesantren Sabilul hasanah memiliki kegiatan
yang bisa memberikan ketenangan jiwa terhadap santri Mubtdi?nya,
yaitu dengan cara melaksanakan kegiatan shalawat dalam maulid
Simtudduror melalui metode Mahalul Qiyam. Kegiatan ini dilaksanakan
setiap jum?at malam dan sangat berperan dalam Psychological Well
Being (ketenangan jiwa) santri. Karena kegiatan ini berisi tentang
kemuliaan dan keagungan nabi Muhammad SAW, yang jika dibacakan
akan memberi ketenangan tersendiri kepada pendengar tanpa dia harus
mengerti artinya.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: bagaimana peranan
pondok pesantren Sabilul Hasanah dalam membangun Psychological
Well Being santri Mubtadi? melalui bacaan shalawat dengan metode
Mahalul Qiyam? Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik
analisis data Kualitatif. Adapun metode yang digunakan adalah Metode
Teknik Sampling, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah
teknik Observasi, Wawancara, dan Dokumentasi. Informan dalam
penelitian ini terdiri dari sepuluh santri Mubtadi?, pimpinan dan tenaga
pengajarnya.
Dari hasil penelitian yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi
adalah: bahwa kegiatan shalawat dalam maulid Simtudduror ini sangat
berperan terhadap Psychological Well Being (ketenangan jiwa) santri
Mubtadi? dalam meningkatkan kecintaan kepada nabi Muhammad
SAW, memahami indahnya kehidupan dengan kasih sayang orang
tuanya, dan juga dalam proses penyusuaian diri terhadap lingkungan
yang baru pertama dia jalani