Abstract :
alam menjalani kehidupan sehari-hari sebagai manusia kita saling
membutuhkan orang lain dan tidak dapat hidup sendiri. Dalam pelaksanaan
kehidupan sosialnya, dibutuhkan adanya kepedulian, rasa kasih sayang, tolong
menolong dan sebagainya. Empati merupakan hal yang sangat diperlukan dalam
bersosialisasi atau berhubungan dengan orang lain tersebut. Empati merupakan
kemampuan seseorang untuk mengerti tentang perasaan dan emosi orang lain
serta kemampuan untuk membayangkan diri sendiri di tempat orang lain.
Kemampuan untuk empati ini mulai dapat dimiliki seseorang ketika menduduki
masa kanak-kanak awal dengan demikian dapat dikatakan bahwa semua individu
memiliki dasar kemampuan untuk dapat berempati, hanya saja berbeda tingkat
kedalaman dan cara mengaktualisasikannya.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kualitatif yang terdiri
lima bab, dengan responden utama yaitu guru dan siswa. Data diperoleh dengan
menggunakan alat pengumpul data yang berupa observasi, wawancara dan
dokumentasi. Wawancara dilaksanakan secara langsung kepada guru dan Kepala
Raudhatul Athfal Perwanida III UIN Raden Fatah Palembang untuk mendapatkan
data tentang pola pembinaan empati
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) karena
informasi dan data yang diperlukan digali dan dikumpulkan dari lapangan.
Penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu penelitian yang menghasilkan
data berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan pelaku yang diamati.
Adapun penelitian ini bertujuan untuk memperoleh bagaimana kemampuan
empati, bagaimana pola pembinaan dan faktor pendukung serta faktor
penghambat pembinaan empati di Raudhatul Athfal Perwanida III UIN Raden
Fatah Palembang
Berdasarkan hasil analisis deskriptif kualitatif diperoleh hasil kemampuan
empati siswa di RA Perwanida III UIN Raden Fatah Palembang dikategorikan
baik. Kemampuan berempati anak dapat dilihat dari tingkat kemunculan indikator
empati. Anak sudah mau berbagi, bekerja sama, bermain bersama tanpa memilih?milih teman. Pembinaan empati siswa di Raudhatul Aathfal Perwanida III UIN
Raden Fatah Palembang dengan melalui kegiatan pembinaan pembiasaan dalam
kegiatan sehari-hari yang dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan empati.
Kemudian pembinaan empati juga dilaksanakan sejalan dengan kegiatan
pembelajaran, yaitu dengan membangkitkan kesadaran pembendaharaan kata
emosi, melalui kisah atau metode cerita teladan dan pengalama secara langsung
kepada anak.. Adapaun faktor pendukung pembinaan empati antara lain tingkat
pemahaman emosi anak yang sudah baik, adanya kerjasama orang tua dan guru
dalam mendidik anak, sosialisasi anak dan kondisi lingkungan. Faktor
penghambat pembinaan empati pada anak antara lain tingkat egosentris anak
masih tinggi, lingkungan, pola asuh orang tua yang terlalu memanjakan anak, dan
ketidakhadiran orang tua secara emosional.