Abstract :
Penelitian ini mengeksplorasi Pendekatan Konseling Client Centered Dalam
Mencegah Infeksi Menular Seks (IMS) Pada Wanita Pekerja Seks (WPS) Di Yayasan
Kharisma Kota Palembang.Penelitian ini bertujuan pertama, untuk mengetahui
program-program pencegahan infeksi menular seks (IMS) pada mantan wanita
pekerja seks di Yayasan Kharisma kota Palembang. Kedua, untuk mengetahui
bagaimana pendekan konseling client centered dalam mencegah infeksi menular seks
(IMS) pada wanita pekerja seks (WPS) di Yayasan Kharisma. Ketiga, untuk
mengetahui Faktor Pendukung Dan Penghambat Konseling Client Centered untuk
mencegah infeksi menular seks (IMS) pada wanita pekerja seks (WPS) di Yayasan
Kharisma. Penelitian ini termasuk dalam jenis field research (penelitian lapangan)
dan bersifat Deskriptif Kualitatif yang dilakukan langsung terhadap objek yang
diteliti untuk mendapatkan data-data yang dibutuhkan dengan alat pengumpul data
dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara, analisis data, dan subyek
penelitian. Subyek penelitian satu konselor, satu pendamping dan tiga orang wanita
pekerja seks (WPS). Pengelolaan datanya dilakukan dengan cara mereduksi data,
penyajian data, dan penarikan kesimpulan.Hasil penelitian inimenunjukkanbahwa
program-program yang dilakukan oleh Yayasan Kharisma ialah (1) pemberian alat
pengaman (kondom), (2) bagaiman cara pemakaian alat pengaman (kondom) yang
benar, (3) pemeriksaan darah guna untuk mengetahui wanita pekerja seks (WPS)
positif atau negatif terkena penyakit HIV/AIDS, (4) pemberian obat antivirus, dan (5)
pemberian pengobatan gratis bagi wanita pekerja seks (WPS) yang terkena
HIV/AIDS yang dilaksanakan oleh Yayasan Kharisma. pendekatan konseling Client
centered di Yayasan Kharisma memberikan secara penuh keputusan kepada klien
untuk tetap menjadi wanita pekerja seks (WPS) atau berhenti bekerja menjadi wanita
pekerja seks (WPS), akan tetapi memberikan pencegahan untuk mencegah penyakit
infeksi menular seks (IMS) pada wanita pekerja seks (WPS) di Yayasan Kharisma.
Hambatan yang datang dari luar konseling seperti sarana dan prasarana tempat
konseling, sampai kepada pemahaman yang kurang terhadap konseling client
centered oleh konselor dan pendamping dari Yayasan Kharisma kota Palembang,
serta kesadaran klien wanita pekerja seks (WPS) yang rendah untuk bersedia terbuka
dalam menyampaikan masalahnya kepada konselor.