Abstract :
Koalisi pada dasarnya dibentuk karena adanya tujuan bersama yang
ingin dicapai oleh masing-masing kelompok, dalam hal ini partai
politik. Dalam konteks politik, koalisi yang dibentuk sebelum
pemilihan umum berlangsung, bertujuan untuk menggalang kekuatan
dan suara untuk dapat memenangkan pemilu. Pada PILPRES 2019 lalu
terdapat 2 kubu politik yang bertarung, setelah ditetapkannya Presiden
dan Wakil Presiden, khususnya dalam pembentukan kabinet jokowi
jilid II atau Kabinet Kementerian Indonesia Maju. Setelah masa
pemilihan umum selesai koalisi partai politik kemudian berlanjut untuk
melancarkan jalannya pemerintahan dengan dukungan dari partai
politik anggota koalisi. dinamika politik yang terjadi pada saat
pembentukan kabinet kementerian pada posisi menteri Pertahanan
yang ditunjuk adalah Prabowo Subianto yang merupakan ketua
umum dari Partai Gerindra yang pada PILPRES kemarin Partai
Gerindra bersama Partai PKS dan Partai PAN berkoalisi melawan
koalisi yang mengusung Jokowi-Ma?ruf Amin oleh karena itu hal ini
menarik untuk diteliti. Penelitian ini berjudul ?Sikap Politik Partai
Pendukung Prabowo-Sandi Terhadap Bergabungnya Partai Gerindra
Ke Koalisi Indonesia Maju? tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui
bagaimana sikap Partai Politik Partai PKS dan Partai PAN setelah
bergabungnya Partai Gerindra ke Koalisi Indonesia Maju dan
meninggalkan Koalisi sebelumnya. Dan faktor-faktor yang
mempengaruhi bergabungnya partai Gerindra ke koalisi Indonesia
Maju. Teori yang di gunakan adalah teori Almond dan Verba dalam
teori tersebut terdapat 3 komponen dari sikap politik yaitu: Komponen
Kognitif, Komponen Afektif, Komponen Evaluatif. Tipe penelitian ini
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif yaitu penelitian
berdasarkan wawancara. Dengan tekhnik wawancara mendalam,
observasi, dan dokumentasi dengan pihak-pihak yang terlibat langsung
dalam penentuan sikap partai. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa
sikap Partai PKS dan Partai PAN Menghormati keputusan hasil
keputusan Partai Gerindra, beriksap legowo atas keputusan Partai
Gerindra, mengembalikan pada keputusan urusan rumah tangga PartaiGerindra serta faktor yang mepengaruhinya untuk elektabilitas partai Gerindra serta strategi untuk pemilihan presiden 2024 yang akan datang