DETAIL DOCUMENT
Perselingkuhan Dalam Perspektif Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Dan Relevansinya Bagi Kehidupan Keluarga Katolik
Total View This Week0
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
LEA, Marianus Pati
Subject
BF Psychology 
Datestamp
2021-10-04 23:15:24 
Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menjelaskan kepada pembaca mengenai pentingnya memenuhi kebutuhan dasar baik secara fisiologis, afeksi, rasa aman, harga diri maupun aktualisasi diri, agar setiap individu mampu menjadi pribadi-pribadi yang memiliki taraf hidup yang lebih baik yang sesuai dengan cita-cita humanisme, (2) menjelaskan kepada pembaca agar memperoleh pemahaman mengenai masalah perselingkuhan, faktor-faktor penyebab dampaknya serta mampu mengambil langkah solutif sebagai upaya penyelesaian, dan (3) sebagai sebuah syarat wajib akademis untuk memperoleh gelar sarjana filsafat setelah mengikuti kuliah filsafat di Sekolah Tinggi Filsafat Katolik Ledalero. Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode penelitian kepustakaan yaitu analisis data sekunder. Data penelitian ini ialah penggambaran tentang Perspektif Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Berkaitan dengan Perselingkuhan dan Relevansinya Bagi Kehidupan Keluarga Katolik. Sumber data sekunder penelitian ini adalah beberapa buku tentang Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow, buku tentang Perkawinan Katolik, dan juga buku tentang Perselingkuhan. Instrumen dalam penelitian ini adalah penelitian sendiri sebagai instrumen utama. Format tersebut berguna untuk mengumpulkan informasi yang menjurus pada Perspektif Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Berkaitan dengan Perselingkuhan dan Relevansinya Bagi Kehidupan Keluarga Katolik. Informasi yang telah dikumpulkan, dianalisis dengan beberapa langkah, yaitu dengan mendeskripsikannya berdasarkan Perspektif Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow Berkaitan dengan Perselingkuhan dan Relevansinya Bagi Kehidupan Keluarga Katolik, membuat kesimpulan dari hasil penelitian. Informasi yang dikumpulkan tersebut diolah untuk memformulasi jalan pikiran yang logis dan jelas sesuai dengan arah yang mau dicapai. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa (1) Dalam hidup perkawinan tak lepas dari gangguan masalah perkawinan. Salah satunya adalah masalah perselingkuhan. Masalah Perselingkuhan merupakan pengalaman hidup yang getir dan sedang marak terjadi di lingkungan masyarakat khususnya dalam kehidupan keluarga Katolik. Perselingkuhan itu terjadi diakibatkan oleh banyak faktor baik itu faktor eksternal maupun internal. Selain itu juga diakibatkan oleh tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan baik itu biolologis maupun psikologis. Berhadapan dengan persoalan perselingkuhan, Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow masih sangat relevan. Dengan kelima tingkat Hierarki Kebutuhan Abraham Maslow penulis melihat bahwa kasus perselingkuhan yang terjadi dalam kehidupan keluarga katolik masih berkaitan erat dengan tidak terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan dasar tersebut. (2) Pada dasarnya, Maslow tidak membahas khusus tentang hubungan antara perselingkuhan dan Hierarki kebutuhan. Namun, kebutuhan-kebutuhan dasar Maslow masih sangat dibutuhkan oleh manusia khususnya bagi keluarga-keluarga Katolik. Kelima kebutuhan yang digagas oleh Maslow menjadi salah satu kebutuhan dasar untuk mendukung hidup perkawinan. Jika kebutuhan-kebutuhan tersebut diabaikan oleh masing-masing pasangan maka akan terjadi masalah-masalah yang tidak diinginkan, salah satunya adalah masalah perselingkuhan. Bagi keluarga-keluarga Katolik semestinya menjaga keutuhan perkawinan salah satunya ialah dengan belajar mendalami dan melihat konsep dasar dari hierarki kebutuhan Maslow. Di mana kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi. (3) Perlu ditegaskan di sini bahwa konsep dasar Maslow tidak serta merta meniadakan masalah perselingkuhan tetapi setidak-tidaknya dapat menghindari masalah tersebut. Oleh karena itu, lima kebutuhan yang membentuk hierarki ini adalah kebutuhan konatif, yang berarti bahwa kebutuhan-kebutuhan ini memiliki karakter mendorong atau memotivasi. Maslow beranggapan bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah mempunyai prapotensi atau kekuatan yang lebih besar dibandingkan kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi; dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan di level lebih rendah ini harus terpenuhi atau cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan di level lebih tinggi bisa aktif. Contohnya, seorang istri yang termotivasi untuk mendapatkan penghargaan atau aktualisasi diri harus terlebih dahulu terpenuhi kebutuhan akan makanan dan keamanannya. Oleh karena itu, rasa lapar dan keamanan mempunyai prapotensi terhadap penghargaan maupun aktualisasi diri. (4) Perkawinan katolik mendapat tantangan besar dengan adanya perselingkuhan yang terjadi dalam perkawinan. Sifat dan tujuan serta sakralitas perkawinan yang menjadi dasar bagi keutuhan suami-istri mendapat tantangan yang mana dapat merusak nilai sakralitas perkawinan itu. Oleh karena itu, masalah perselingkuhan harus diatasi dengan baik, secara bertahap salah satu yang ditawarkan oleh Maslow ialah dengan memenuhi kebutuhan-kebutuhan dasar agar hal ini tidak menggang 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO