Abstract :
Kebudayaan dan manusia adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, karena
tidak ada manusia tanpa kebudayaan dan tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat
pendukung. Kebudayaan hadir dalam wujud ide, gagasa, nilai, norma, aktivitas yang
berpola, dan dalam benda-benda atau artifacts untuk mendukung kehidupan manusia
dan juga untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.
Sebuah kebudayaan selalu hadir dengan kekhasan dan keunikannya masingmasing.
Kekhasan dan keunikan ini merupakan salah satu kekayaan budaya yang
berguna bagi pengembangan kebudayaan dan pembangunan manusia.
Peo sebagai simbol persatuan masyarakat Ngorabolo merupakan sebuah kajian
yang menarik untuk diteliti. Peo merupakan salah satu kekayaan budaya masyarakat
Ngorabolo. Peo menghadirkan beberapa nilai yaitu kebijaksanaan, keadilan,
kebersamaan, gotong royong, dan kerja sama. Hal ini membuat peo memiliki
pengaruh yang kuat dan sentral dalam kehidupan masyarakat Ngorabolo.
Sejak zaman dahulu, peo disepakati sebagai simbol persatuan masyarakat
Ngorabolo. Peo membawahi seluruh suku yang ada di kampung Ngorabolo dan
merangkul seluruh masyarakat dalam satu persekutuan yang berlandaskan persatuan.
Peo merupakan perwakilan seorang pribadi yang adalah seorang pemimpin
masyarakat Ngorabolo. Sebagai seorang pemimpin, peo hadir untuk merangkul,
mengayomi, dan mempersatukan seluruh masyarakat dalam satu kesatuan. Selain itu,
peo juga merupakan satu simbol yang menyatakan legalitas hukum adat dan tanah
ulayat. Dalam kaitan dengan ini, masyarakat Ngorabolo secara independen sudah
mandiri dengan tata hukum adat sendiri dan memiliki tanah sendiri. Kehadiran peo
menyatuhkan masyarakat dalam melindungi tanah yang telah diwariskan leluhur
sehingga orang luar tidak dapat mengambil tanah di wilayah kampung Ngorabolo.
Kehadiran peo sebagai simbol persatuan juga terungkap dalam proses
pengerjaan peo. Dalam proses pengerjaan, semua masyarakat dipertemukan dari tahap
awal hingga tahap akhir. Hal ini memperkuat ikatan emosional masyarakat sehingga
ada rasa keterikatan dalam tugas dan tanggung jawabnya masing-masing. Masyarakat
bekerja sama, gotong royong, dan bahu membahu dalam satu kesatuan membangun
monumen peo. Dalam hal ini membangun peo berarti menghadirkan kembali leluhur
di tengah kampung Ngorabolo.
Peo merupakan monumen bersama dan milik masyarakat Ngorabolo. Rasa
memiliki peo sebagai perwakilan leluhur telah mempersatukan masyarakat dalam
proses pengerjaannya. Selain itu, peo juga hadir untuk mempersatukan masyarakat
Ngorabolo dengan leluhur, karena peo sendiri adalah perwakilan leluhur. Peo juga
hadir sebagai perantara masyarakat dengan Wujud tertinggi yang adalah Tuhan. Peo
hadir sebagai media yang menyampaikan permohonan kepada Tuhan agar senantiasa
memberkati masyarakat Ngorabolo dalam karya dan agar tetap hidup bersatu.
Peo sebagai simbol persatuan terungkap dalam kesepakatan bersama, dalam
proses pengerjaan, dan dalam ritus pengerjaan monumen peo. Nilai persatuan ini
kemudian menjiwai seluruh masyarakat Ngorabolo sehingga masyarakat Ngorabolo
tetap bersatu dan tetap menjaga serta melestarikan peo sebagai simbol persatuan