Gagasan Empati Menurut St. Teresa Benedicta dari Salib dalam Tindakan Manusia sebagai Subjek Moral
Total View This Week1
Total View This Week1
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
TOLANG, Daniel Seti Hali
Subject
BL Religion
Datestamp
2021-08-31 01:17:37
Abstract :
Empati merupakan salah satu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang mana memampukan seseorang dapat menyesuaikan situasi dirinya dengan orang lain. Umumnya empati dikaitan dengan dimensi emosional dalam diri manusia. Penilaian terhadap empati dapat dilakukan melaui sudut pandang disiplin ilmu psikologi. Namun pada beberapa kesempatan hal ini dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sr. Teresa benedicta dari salib memberikan pandangan yang baru dalam menilai konsep empati yang dalam diri manusia. Empati menjadi standar kemanusiaan seseorang jika dilihat dari semua dimensi kemanusiaan seperti dimensi afeksi, kognitif, sosial, dan spiritual. Sebagai seorang filsuf aliran fenomenologi, Sr. Teresa dapat menjelaskan konsep empati dengan sangat baik melalui prinsip kebangkitan kesadaran (pengalaman- refleksi objektif- persepi akan pengalaman). Hal ini yang hendaknya ditawarkan kepada dunia. Manusia sebagai individu harus menerima kenyataan bahwa ia adalah bagian dari sebuah komunitas sosial. Sebagai anggota komunitas, seorang individu hendaknya mampu memberikan kontribusi yang baik demi kebaikan bersama. Hal berkaitan dengan peran manusia sebagai subjek moral. Setiap tindakan yang dilakukan manusia hendaknya bertumpu pada pertimbangan moral. Moralitas sebagai dasar dalam tata tingkah laku menjadi standar kemanusiaan seseorang dalam ruang lingkup kehidupan sosial. Namun perlu diperhatikan bahwa sebagai individu, manusia mempunyai tujuan pribadi yang tidak bisa disamakan dengan tujuan kelompok. Hal ini berkaitan dengan motivasi dasar dari sebuah tindakan manusia sebagai subjek moral. Empati dalam konteks ini mendapat perhatian khusus karena orientasi yang sesuai dengan tujuan dari moralitas yakni kebaikan bersama.
Empati merupakan salah satu kemampuan yang ada dalam diri manusia yang mana memampukan seseorang dapat menyesuaikan situasi dirinya dengan orang lain. Umumnya empati dikaitan dengan dimensi emosional dalam diri manusia. Penilaian terhadap empati dapat dilakukan melaui sudut pandang disiplin ilmu psikologi. Namun pada beberapa kesempatan hal ini dapat dilihat dari sudut pandang yang berbeda. Sr. Teresa benedicta dari salib memberikan pandangan yang baru dalam menilai konsep empati yang dalam diri manusia. Empati menjadi standar kemanusiaan seseorang jika dilihat dari semua dimensi kemanusiaan seperti dimensi afeksi, kognitif, sosial, dan spiritual. Sebagai seorang filsuf aliran fenomenologi, Sr. Teresa dapat menjelaskan konsep empati dengan sangat baik melalui prinsip kebangkitan kesadaran (pengalaman- refleksi objektif- persepi akan pengalaman). Hal ini yang hendaknya ditawarkan kepada dunia. Manusia sebagai individu harus menerima kenyataan bahwa ia adalah bagian dari sebuah komunitas sosial. Sebagai anggota komunitas, seorang individu hendaknya mampu memberikan kontribusi yang baik demi kebaikan bersama. Hal berkaitan dengan peran manusia sebagai subjek moral. Setiap tindakan yang dilakukan manusia hendaknya bertumpu pada pertimbangan moral. Moralitas sebagai dasar dalam tata tingkah laku menjadi standar kemanusiaan seseorang dalam ruang lingkup kehidupan sosial. Namun perlu diperhatikan bahwa sebagai individu, manusia mempunyai tujuan pribadi yang tidak bisa disamakan dengan tujuan kelompok. Hal ini berkaitan dengan motivasi dasar dari sebuah tindakan manusia sebagai subjek moral. Empati dalam konteks ini mendapat perhatian khusus karena orientasi yang sesuai dengan tujuan dari moralitas yakni kebaikan bersama.
Download
book
BibTex
Latex, Jabref
cloud_download
Original Resource
url resource Institution
