Abstract :
Penulisan tesis ini bertujuan untuk (1) mendalami sejauh mana moto kepausan Totus
Tuus paus Yohanes Paulus II relevan bagi penghayatan moto imamat para imam Kevikepan
Bajawa dalam karya pastoral mereka, dan (2) memenuhi sebagian dari persyaratan akademik
STFK Ledalero untuk memperoleh gelar Magister Teologi.
Metode yang digunakan dalam penulisan tesis ini adalah analisa kepustakaan dan
penelitian lapangan. Melalui metode analisa kepustakaan, penulis mengkaji tema tulisan
dengan mengumpulkan, membaca, dan mengolah berbagai bahan ilmiah dari berbagai macam
referensi dan beragam literatur. Metode yang kedua adalah metode penelitian lapangan.
Dalam penelitian lapangan, penulis menggunakan dua instrumen pengumpulan data yakni
wawancara dan kuesioner. Penulis mewawancarai beberapa imam dan umat di beberapa
Paroki di Kevikepan Bajawa. Selain itu, penulis menyebarkan kuesioner kepada para imam.
Kedua metode tersebut digunakan untuk mengkaji relevansi moto Totus Tuus paus Yohanes
Paulus II bagi penghayatan moto imamat dalam karya pastoral oleh para imam di Kevikepan
Bajawa.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pertama, paus Yohanes Paulus II
memilih Totus Tuus sebagai moto kepausannya dan sungguh-sungguh menghayati moto
tersebut. Moto tersebut merupakn ungkapan yang diambil dari ajaran St. Louis Marie de
Montfort tentang Bakti Kepada Bunda Maria. Melalui moto Totus Tuus, paus Yohanes Paulus
II berusaha menyerahkan segala hidup dan karyanya sebagai seorang paus kepada Kristus
melalui kebaktian kepada Bunda Maria. Ia memandang Bunda Maria sebagai sebagai model
yang menghantarnya untuk lebih dekat kepada Kristus. Kebaktian kepada Bunda Maria dapat
dijalankan melalui doa seperti doa rosario yang ditujukan kepada Kristus dengan melibatkan
Bunda Maria. Paus Yohanes Paulus Menyerahkan doa dan karya hidupnya kepada
perlindungan Bunda Maria.
Kedua, imam merupakan orang yang dipilih secara khusus dari antara umat beriman
dan dikuduskan bagi Allah untuk mengambil bagian dalam tugas Kristus yaitu sebagai
pewarta Sabda Allah, Pengudus, dan pemimpin umat beriman. Imam menghidupi spiritualitas
yang dilandaskan pada misteri Tritunggal. Mereka memenuhi tiga (3) tuntuhan rohani yakni
ketaatan, kemurnian, dan kemiskinan. Mereka pun melaksanakan karya pelayanan dengan
mewartakan Sabda Allah, melayani sakramen-sakramen, dan menggembalakan umat. Ekaristi
menjadi pusat pelayanan imam. Para imam di Kevikepan Bajawa adalah para imam yang
berkarya di paroki-paroki dan lembaga-lembaga pastoral yang ada di dua kabupaten yakni
kabupaten Ngada dan kabupaten Nagekeo. Para imam di Kevikepan Bajawa melaksanakan
karya pastoral mereka dalam tiga (3) bentuk yakni pewartaan Sabda dan pelayanan
Sakarramen, pendampingan kelompok kategorial, dan memanajemeni paroki.
Ketiga, para imam Kevikepan Bajawa juga menghayati moto imamat mereka. Mereka
menyadari bahwa moto imamat itu penting dan bermanfaat. Penghayatan moto imamat dalam
karya pastoral para imam di Kevikepan Bajawa melibatkan pihak lain yakni sesama rekan
imam dan umat. Akhirnya, penghayatan moto imamat oleh para imam di Kevikepan Bajawa
dapat dilaksanakan dalam terang moto Totus Tuus. Hal tersebut berarti mereka dipacu untuk
menghayati moto imamat dan melaksanakan karya pastoral secara total. Penghayatan moto
imamat dan segala karya pastoral seharusnya diarahkan kepada Kristus. Penghayatan moto
imamat mendorong mereka untuk setia merayakan ekaristi dan melayani sakramen. Moto
paus Yohanes Paulus II Totus Tuus cukup relevan bagi para imam di Kevikepan Bajawa
untuk menghayati moto imamat mereka dalam pelaksanaan karya pastoralnya