Abstract :
Panggilan hidup manusia terungkap dalam pertobatan kodratinya. Keterbukaan dan
penyerahan diri yang total merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pertobatan itu sendiri.
Panggilan kepada pertobatan merupakan inisiatif Allah. Hal itu tampak dalam pengalaman
Paulus. Pertobatan Rasul Paulus terjadi pada kisah perjalanannya ke Damsyik. Pengalaman
teofania ini membawanya kepada perubahan hidup yang radikal dan menyerahkan seluruh
hidupnya untuk mewartakan karya keselamatan Allah. Bagi Paulus, hidup adalah Kristus dan
mati adalah keuntungan. Setelah mengenal Kristus, segala sesuatu dianggap rugi. Titik balik
yang radikal ini membuat Paulus semakin dekat dengan Allah. Paulus percaya akan kebenaran
Allah yang membawanya kepada keselamatan melalui Yesus Kristus.
Panggilan untuk mengikuti Kristus juga dihayati oleh Ordo Karmel. Panggilan Karmel
adalah untuk mendaki puncak Gunung Karmel, yaitu Yesus Kristus sendiri. Panggilan
merupakan inisiatif Allah yang memanggil para Karmelit untuk menempuh jalan yang suci dan
baik ini. Untuk melalui jalan itu, hal pertama yang perlu dilakukan adalah semangat pertobatan.
Penulis mencoba mengkaji semangat Rasul Paulus untuk dijadikan inspirasi bagi proses formasio
seorang calon imam Ordo Karmel. Calon imam Ordo Karmel perlu membina hidup batin melalui
pertobatan agar dapat bersemuka dengan Allah dalam kontemplasi dan dapat bertahan di tengah
situasi zaman yang tidak menentu.
Rasul Paulus memberikan sebuah gambaran, bagaimana memaknai kehidupan panggilan
sebagai pengikut Kristus. Keterbukaan total pada rahmat Allah dan penyerahan diri, membawa
seorang calon imam Ordo Karmel mengalami transformasi hidup di dalam Allah. Pengalaman
bersemuka dengan Allah adalah inti sebuah panggilan hidup sebagai calon imam. Allah harus
menjadi yang pertama dan terutama dalam seluruh panggilannya. Mengikuti Yesus berarti hidup
bagi Kristus seutuhnya dan memaknai panggilan sebagai berkat bagi sesama dan pujian bagi
kemuliaan Allah.