Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
HARIS, Oskardus
Subject
HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Datestamp
2021-04-09 02:02:45
Abstract :
Setiap manusia mengalami fase-fase perkembangan dalam hidupnya. Fase-fase
perkembangan ini menunjukkan bahwa peribadi manusia sudah mencapai taraf tertentu. Fase
perkembangan ini juga dialami remaja. Dalam konteks ini, remaja mengalami perubahan dari
masa anak-anak menuju masa dewasa. Berbagai perubahan nampak dalam remaja itu sendiri,
misalnya perubahan fisik, emosional, kognitif dan sosial. Seluruh perkembangan yang dilalui
remaja pada fase ini diberi label sebagai bagian dari masa transisi, yang masih mengarah kepada
tujuan untuk menemukan kematangan dan kedewasaan.
Dalam proses perkembangan ini, remaja mengalami suatu permasalahan dalam
kematangan dan kedewasaan. Seluruh proses pada periode-periode perkembangan ini belum
maksimal karena remaja juga masih mengalami disposisi batin lemah dan dia belum menemukan
makna perkembangan untuk dirinya. Hal ini dapat dipahami karena remaja baru saja
menyelesaikan tahap perkembangan sebelumnya, yaitu masa kanak-kanak dan sekarang masuk
masa remaja. Status baru ini membawa segala keraguan, kecemasan, dan ketakutan yang selalu
hadir dalam peribadi remaja. Pengalaman seperti ini menyebabkan remaja mengalami disposisi
batin yang kacau balau. Status baru ini dipandang sebagai masa yang penuh badai dan penuh
dengan tekanan.
Saat ini kenakalan remaja sudah menjadi topik perbincangan yang hangat di tengah
kehidupan masyarakat. Sebab perilaku remaja sudah mengganggu kenyamanan dalam
lingkungan masyarakat. Lebih jauh tindakan mereka sudah berada dalam taraf buruk, yaitu
berada pada tindakan kriminalitas. Jika diteliti lebih jauh, tindakan kriminalitas yang dilakoni
remaja merupakan bagian dari ketidakstabilan dalam perkembangan dan pertumbuhan, baik itu
segi kognitif, emosional, sosial, dan psikologis serta dorongan dari luar pribadinya: keluarga,
sekolah, masyarakat, teman sebaya.
Perilaku remaja yang tidak kondusif seperti kenakalan remaja yang mengarah ke tindakan
kriminalitas merupakan persoalan sosial yang perlu didiskusikan. Diskusi ini penting karena
perilaku remaja saat ini mempunyai kaitan langsung dengan masa depan mereka. Remaja
merupakan harapan bangsa dalam membangun suatu kemajuan. Jika perilaku remaja tidak
diarahkan dan terus bergelora tanpa mengikuti tatanan nilai norma dalam masyarakat, maka
bukan tidak mungkin perilaku mereka masuk dalam kategori kriminalitas. Perihal tindakan
kriminalitas berarti tindakan itu berujung pada situasi sekarat dan tindakan itu sudah melampaui
batas dari kenakalan biasanya. Jika perilaku kriminal yang dilakukan remaja, maka secara
otomatis tindakan itu masuk dalam kategori patologi sosial. Penilaian itu muncul dari kenyataan
sosial yang terjadi di tengah masyarakat, karena tindakan mereka sudah mengganggu
kenyamanan dalam tatanan hidup masyarakat.
Menghadapi realitas kenakalan remaja yang sudah dikategorikan sebagai patologi sosial,
diperlukan pendidikan karakter yang bisa menanganinya dan mencegahnya untuk masa yang
akan datang. Upaya revitalisasi yang cocok dalam menangani kenakalan remaja adalah
pendidikan karakter. Di sini pendidikan karakter berperan ganda. Selain membekali remaja
dengan nilai kognitif dalam pribadi remaja, pendidikan karakter juga menanamkan nilai
psikomotorik dalam membentuk pribadi remaja.
Ada pihak-pihak tertentu dalam masyarakat yang turut membantu remaja untuk
mengikuti pendidikan karakter, yaitu pihak keluarga, sekolah, dan pihak masyarakat. Ketiga
komponen ini sangat penting dalam membina kehidupan remaja. Mereka berperan sebagai
penggerak dalam menanamkan nilai-nilai pada diri setiap remaja. Penanaman nilai dalam
pendidikan karakter akan membantu remaja bertingkah, bertutur kata dan bersikap dengan baik.