Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
DUA, Fransiskus Villigius
Subject
BL Religion
Datestamp
2021-08-31 05:45:18
Abstract :
Tulisan ini bertujuan untuk (1) Memperdalami upaya Yesus dalam mengangkat martabat
perempuan yang berdosa seturut Yohanes 8:1-11 dan bagaimana tindakan Gereja untuk
memperjuangkan keadilan sosial-harkat dan martabat bagi perempuan. (2) Mendorong Gereja
untuk lebih secara efektif dalam perjuangan mengangkat martabat perempuan yang mana
berpijak pada tindakan Yesus terhadap perempuan. (3) Menambah dan memperdalam wawasan
mengenai martabat manusia teristimewa martabat perempuan dengan melihat realitas perendahan
martabat perempuan sembari memberi pemahaman dan penyadaran bagi semua orang bahwa
laki-laki dan perempuan memiliki martabat yang sama karena diciptakan seturut gambar dan
rupa Allah.
Tulisan ini menggunakan metode analisis kepustakaan untuk mencari dan mendapat
informasi dan pengetahuan tentang realitas perendahan martabat perempuan dalam kehidupan,
relasi yang dibangun Yesus dengan perempuan, kajian eksegetis Yohanes 8:1-11 dan
relevansinya bagi perjuangan Gereja mengangkat martabat perempuan.
Berdasarkan hasil kajian kepustakaan dapat disimpulkan bahwa realitas tindakan
perendahan martabat perempuan masih kerapkali terjadi dalam berbagai aspek kehidupan
masyarakat. Perempuan masih belum mendapatkan perlakuan yang pantas dan layak sesuai
dengan martabatnya yang luhur. Berbagai pandangan yang merendahkan martabat perempuan
masih dihidupi oleh masyarakat. Agama, budaya dan pemerintahan turut menyumbang terjadinya
perendahan martabat perempuan dalam masyarakat. Agama dalam hal ini Gereja Katolik
meskipun berbagai ajaran dan pandangan mengakui martabat perempuan, pada kenyataannya
dalam kehidupan masih menampilkan tindakan yang merendahkan martabat perempuan. Gereja
Katolik kerapkali menjadi lahan bertumbuhnya tindakan perendahan martabat perempuan.
Berhadapan dengan realitas ini, keberadaan Gereja Katolik mendapat gugatan. Gereja
Katolik sejatinya harus menunjukan sikap dan menampikan tindakan yang menjunjung tinggi
martabat perempuan. Kehadiran Gereja Katolik sangat dibutuhkan untuk membawa perubahan yang baik bagi kehidupan perempuan, teristimewa dalam mengangkat martabat perempuan. Gereja yang juga menjadi lahan terjadinya perendahan martabat perempuan sejatinya berani untuk memperbaharui diri dengan menunjunkan sikap dan tindakan yang sungguh menghargai martabat perempuan. Gereja harus berjuang untuk mengangkat martabat perempuan yang kerapkali direndahkan.
Yesus Kristus memberikan suatu gambaran yang sangat jelas dalam memperlakukan perempuan. Segala pengalaman hidup-Nya dengan perempuan menunjukan sikap Yesus terhadap perempuan yang mana Yesus memandang dan memperlakukan perempuan sebagai pribadi yang bermartabat. Yesus Kristus menjadi inspirasi bagi Gereja Katolik dalam usahanya mengangkat martabat perempuan. Pengalaman Yesus memperlakukan perempuan yang berzinah yang dihadapkan kepada-Nya oleh para ahli Taurat dan orang Farisi dalam Injil Yohanes 8:1-11 sejatinya menjadi refleksi biblis bagi Gereja dalam perjuangannya mengangkat martabat perempuan.