DETAIL DOCUMENT
Hermeneutika Diri: Diri yang Belum Selesai (Tinjauan Filsafat Paul Ricoeur)
Total View This Week6
Institusion
INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO
Author
HULER, Hilarius Akahala
Subject
B Philosophy (General) 
Datestamp
2021-09-01 01:47:27 
Abstract :
Skripsi ini bertujuan untuk mengkaji hermeneutika diri dan mengajak pembaca agar mengenal diri dan yang lain dalam terang filsafat Paul Ricoeur. Hermeneutika diri menurut Paul Ricoeur menjelaskan makna eksistensi manusia di dalam dunia. Metode yang digunakan dalam karya ilmiah ini adalah metode fenomenologi dan hermeneutika. Metode fenomenologi bersifat deskriptif-objektif dan metode hermeneutika bersifat refleksif-interpretatif. Kedua metode ini membantu manusia untuk memahami diri. Manusia memahami dirinya di dalam dunia secara objektif dan refleksif. Pemahaman diri seperti ini harus dimengerti dari aspek yang lebih luas, yakni dari keseluruhan peristiwa hidupnya melalui relasi dengan yang lain. Pemahaman diri yang deskriptif-objektif dan refleksif-interpretatif adalah dasar bagi hermeneutika diri. Manusia mengerti dan memahami dirinya lewat kehadiran yang lain. Ia mengerti dirinya dengan mengembangkan imajinasi sosial yang baik. Imajinasi sosial diwujudkan lewat praksis hidup yang baik. Praksis itu mengutamakan perilaku hidup yang baik. Bertolak dari persoalan pokok di atas, karya ilmiah ini dibagi ke dalam beberapa bagian. Pertama, posisi Paul Ricoeur dalam tradisi hermeneutika. Posisi itu dilihat dalam hubungan dengan tradisi hermeneutika alkitabiah, hermenutika modern dan hermeneutika kontemporer. Kedua, hermeneutika diri menurut Paul Ricoeur. Pembahasan pada bagian ini merujuk pada interpretasi tentang diri dalam kaitannya dengan narasi diri. Narasi diri adalah narasi tentang tindakan, pembicaraan, relasi sosial dan tentang tanggung jawab pribadi dalam hubungan dengan sesama yang lain. Narasi diri adalah narasi tentang simbol, teks bahasa, tindakan dan makna setiap perbuatan manusia dalam relasinya dengan yang lain. Ketiga, Narasi diri selalu belum selesai karena ia selalu terbuka. Narasi diri adalah narasi yang belum tuntas karena manusia selalu berada di dalam tegangan antara kebebasan dan keterbatasan, tegangan antara pikiran dan perasaan, tegangan antara diri dan yang lain. Manusia hanya sanggup menyadari semua keterbatasannya dengan melihat kemungkinan-kemungkinan yang masih terbuka di dalam dirinya. Kemungkinan itu bersifat kreatif melalui bahasa, tindakan, narasi, tangung jawab moral, etika, politik, janji dan ingatan. Oleh karena itu, manusia perlu menyadari kembali kekuatan kemungkinan di dalam dirinya itu dengan menjalani hidup baik bersama dengan dan untuk yang lain melalui insitusi-institusi yang adil. Ini semua adalah bagian dari identitas naratif di dalam diri semua manusia. 
Institution Info

INSTITUT FILSAFAT DAN TEKNOLOGI KREATIF LEDALERO