Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti empiris
perbedaan besarnya pengaruh arus kas operasi dan tingkat hutang terhadap presistensi
laba antara perusahaan manufaktur sub sektor food and beverage di Bursa Efek
Indonesia (BEI) dengan Bursa Efek Filipina pada tahun 2017-2019. Sampel yang
diperoleh menggunakan metode purposive sampling dan menghasilkan sampel
sebnyak 13 perusahaan di BEI dan 14 perushaan di Bursa Efek Filipina selama 3 tahun.
Jadi, total sampel yang digunakan yaitu sebanyak 81 sampel.
Penelitian ini merupakan penelitin kausalitas dengan pendekatan kuantitatif.
Data yang diperlukan dalam penelitian ini di peroleh dari IDX Statistic dan The
Philippine Stock Exchange, Inc berupa laporan keuangan tahunan perusahaan. Metode
analisis data mengguakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik dan uji hipotesis. Uji
hipotesis terdiri dari uji analisis regresi linear berganda, uji parsial, uji koefisien
determinasi dan uji beda.
Hasil penelitian dari uji hipotesis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan
pengaruh arus kas operasi terhadap persistensi laba sebesar 13,8% untuk BEI dan 3,9%
untuk Bursa Efek Filipina. Sedangkan perbedaan pengaruh tingkat hutang terhadap
persistensi laba sebesar 3,1% untuk BEI dan 0,2% untuk Bursa Efek Filipina. Arus kas
operasi berpengruh signifikan pada perusahaan di BEI, akan tetapi tingkat hutang
berpengaruh tidak signifikan terhadap persistensi laba. Sedangkan untuk Bursa Efek
Filipina arus kas operasi dan tingkat hutang berpengaruh tidak signifikan terhadap
persistensi laba. Hasil uji analisis regresi linear berganda menunjukkan bahwa arus kas
operasi dan tingkat utang berpengaruh negatif terhadap persistensi laba baik pada BEI
maupun Bursa Efek Filipina.