Abstract :
Daun pisang nangka (Musa x paradisiaca L.) pemanfaatannya belum begitu banyak dalam dunia kesehatan, padahal diketahui daun pisang mengandung Fenol, Flavonoid, Saponin, Tanin dan senyawa lainnya. Senyawa tersebut sudah banyak diteliti mampu berperan sebagai larvasida. DBD dengan vektor nyamuk Aedes aegyptii sudah menjadi salah satu penyakit serius di Indonesia dengan kasus yang banyak. Penggunaan larvasida sintetik dapat memicu efek samping jangka panjang yang merugikan seperti kelumpuhan, maka diupayakan dibuat larvasida granul dari ekstrak tumbuhan, yaitu ekstrak etanol daun pisang nangka. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya efektivitas ekstrak etanol daun pisang nangka sebagai larvasida, serta bisa tidaknya ekstrak dibuat granul. Penelitian ini bersifat eksperimental dengan menggunakan konsentrasi dosis ekstrak 0,25%, 0,5%, 1%, 2%, dan 4% dengan Temephos® sebagai kontrol positif. Pengujian dilakukan selama 24 jam dengan dilihat kematian larva paling banyak. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa konsentrasi ekstrak 4% paling efektiv dibuat sediaan granul. Data dianalisa dengan aplikasi Anova dan T-test . Hasil menunjukan efektivitas larvasida didapat pada dosis terbesar 4% dengan efektivitas 99% dan sediaan granul dengan konsentrasi ekstrak 4% juga memberikan efektivitas 100%.
Kata kunci : Daun pisang nangka, ekstrak etanol, efektivitas larvasida, Aedes aegyptii