Abstract :
ABSTRAK
Latar Belakang : Pada masa pandemi membuat anak semakin aktif dalam menggunakan gadget dan sosial media untuk pembelajaran daring ataupun mengisi kebosanan sehingga anak dapat memiliki perilaku cyberbullying, cyberbullying merupakan penyerangan terhadap seseorang secara online berupa hinaan, pengucilan hingga pencemaran nama baik di sosial media. Ppenyebabnya diawali dengan mencoba-coba hingga terbiasa karena kurangnya pengawasan orang tua.
Metode: Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan populasi sebanyak 115 responden. Teknik sampel menggunakan cluster sampling sehingga didapatkan responden sebanyak 92 responden. Pola asuh orang tua diukur dengan Parenting Styles and Dimensions Questionnaire (PSDQ) dan kejadian cyberbullying diukur dengan kuisioner cyberbullying yang diadaptasi dari teori Willard (2007) dengan uji analisa Spearman..
Hasil : Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar orang tua menerapkan pola asuh demokratis (39,1%) dan sebagian besar anak memiliki perilaku cyberbullying pada tingkat sedang (54,3%). Uji Spearman menunjukkan bahwa nilai r = 0,259 dengan nilai ?=0,013 (?=0,05) yaitu ada hubungan pola asuh orang tua terhadap kejadian cyberbullying.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan pola asuh orang tua demokratis dapat meminimalisir tingkat perilaku cyberbullying pada anak serta perlunya pemberian jadwal pemakaian gadget dan pengawasan secara langsung saat anak menggunakan gadget dan sosial media agar anak tetap berperilaku baik.
Kata kunci: Pola Asuh Orang Tua, Cyberbullying