DETAIL DOCUMENT
HUBUNGAN FREKUENSI KONSUMSI JUNK FOOD DENGAN STATUS GIZI REMAJA di SMPN 27 SURABAYA
Total View This Week0
Institusion
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah
Author
Margaretha, Patri Pal Utami
Subject
RT Nursing 
Datestamp
2022-09-30 03:34:08 
Abstract :
Status Gizi adalah kondisi yang mengambarkan keadaan tubuh seseorang, sedangkan Gizi lebih yaitu keadaan tubuh seseorang yang mengalami berat badan berlebih karena kelebihan jumlah asupan energi yang disimpan dalam bentuk cadangan berupa lemak. Tujuan penelitian ini adalah menentukan hubungan antara konsumsi junk food dengan status gizi pada remaja. Hasil laporan Riset Kesehatan Dasar JATIM (Riskesdas JATIM) 2018 diketahui bahwa 36,2%remaja di jawa timur mengalami obesitas dan overweightusia sekolah. Penelitian ini adalah penelitian Observasional analitik dengan rancangan cross sectional terhadap populasi penelitian yaitu siswa dan siswi kelas 7sampai dengan kelas 9 (A sampai dengan I) di SMPN 27 Surabayayang berjumlah sebanyak 166 siswa dan siswi. Teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang menanyakan tentang data Demografi dan kuestionare Junk Food yang sudah baku di JFIM(junk food Intake Measure). Sedangkan Status gizi ditentukan dengan pengukuran berat badan dan tinggi badan yang hasilnya dikategorikan menggunakan standar penilaian status gizi remaja menurut Depkes Indonesia. Pada hasil penelitian didapatkan bahwa siswa yang memiliki status gizi lebih hanya overweight 5 orang (3%) obese5 orang (3%), obese level 1 sebaanyak 94 orang (56,6%), dan Obese level 2 sebanyak 62 orang (37,4%).dan yang mengkonsumsi junk food menurut JFIM yaitu : skoring Rendah (0-5) sebanyak 3 orang (1,8%), Sedang (6-8) sebanyak 22 orang (7,9%), dan Tinggi (9-25) sebanyak 141 orang (90,3%).Kesimpulan penelitian ini adalah terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi frekuensi konsumsi junk food dengan kejadian gizi lebih (p = 0,037) Kata Kunci : Status Gizi, Junk Food, Skoring JFIM 
Institution Info

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah