Abstract :
Penderita Diabetes Mellitus harus di injeksi setiap hari hingga 3 kali pemberian,
makanan yang harus diatur, terdapat luka gangren maupun penyakit komplikasi,
gangguan konsep diri, sulit beradaptasi serta masalah hospitalisasi yang akan
mengakibatkan perubahan dalam kehidupan penderita dan menjadi salah satu
pemicu stres kemudian membuat gula darah naik dan kontrol diabetes menjadi
buruk, namun sejauh ini hubungan tingkat stres dengan kadar gula darah dan
penyembuhan luka gangren pasien DM belum dapat dijelaskan. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara tingkat stres dan kadar
glukosa darah dan penyembuhan luka gangren di dapartemen penyakit dalam di
Rumkital Dr Ramelan Surabaya.
Desain penelitian yang digunakan adalah korelasi dengan pendekatan cross
sectional dengan 55 responden. Variabel independen dalam penelitian ini adalah
tingkat stres pada pasien DM. Variabel dependen adalah kadar glukosa darah dan
penyembuhan luka gangren. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner DASS
(Depression And Anxiety Stres Scale), lembar observasi menurut Alat Penilaian
Bates Jensen dan kadar Glukosa darah diukur menggunakan alat midray.
Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan antara tingkat stres dan kadar
glukosa darah (p = 0,001) dan ada hubungan antara tingkat stres dan kategori
penyembuhan luka (p = 0,002). Stres meningkatkan hormon kortisol sehingga
kadar gula darah akan naik dan menghambat penyembuhan luka. Penelitian ini
dapat digunakan sebagai manajemen stres, edukasi dan motivasi dari perawat serta
keluarga untuk membantu pasien dalam pengendalian stres, gula darah dan
mencegah keparahan komplikasi gangren.
Kata kunci: luka gangren, stres, kadar glukosa darah, diabetes melitus