Abstract :
Mahasiswi tingkat akhir dapat mengalami dismenore disebabkan karena stres
yang melebih batas normal dan kurangnya aktivitas fisik. Tujuan penelitian ini
untuk menganalisis hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan kejadian
dismenore pada mahasiswi tingkat akhir di STIKES Hang Tuah Surabaya.
Desain Penelitian menggunakan observasional analitik. Sampel penelitian
mahasiswi tingkat akhir di STIKES Hang Tuah Surabaya sejumlah 81 responden
diambil dengan menggunakan teknik simple random sampling. Intrusmen yang
digunakan kuesioner tingkat stres (Kessler Psychological Distress Scale),
kuesioner aktivitas fisik (Global Physical Activity Questionnaire), dan kuesioner
dismenore (Numeric Pain Rating Scale). Data dianalisis menggunakan Uji
Spearman Rho (? ? 0,05).
Hasil penelitian didapatkan sebagian besar mahasiswi tingkat akhir mengalami
stres berat sebanyak 50,6%, aktivitas fisik sedang sebanyak 39,5% dan dismenore
sedang sebanyak 39,5%. Hasil menunjukkan terdapat hubungan antara tingkat
stres dengan kejadian dismenore pada mahasisiwi tingkat akhir di STIKES Hang
Tuah Surabaya (? = 0,003). Terdapat hubungan antara aktivitas fisik dengan
kejadian dismenore pada mahasisiwi tingkat akhir di STIKES Hang Tuah
Surabaya (? = 0,006).
Implikasi pada penelitian ini adalah tingkat stres dan aktivitas fisik berhubungan
dengan kejadian dismenore sehingga perawat berperan penting dalam memberi
edukasi mahasiswi dalam memanajemen stres diri sendiri, melakukan aktivitas
fisik seminggu sekali dengan durasi waktu minimal 30 menit dan menjaga pola
hidup yang sehat supaya stres berkurang, aktivitas fisik ditingkatkan dan
dismenore berkurang. Terdapat hubungan tingkat stres dan aktivitas fisik dengan
kejadian dismenore.
Keyword: tingkat stres, aktivitas fisik, kejadian dismenore