Abstract :
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bagi bayi
dibawah lima tahun) yang di akibatkan kekurangan gizi kronis sehingga anak
terlalu pendek untuk usianya. Berdasarkan studi pendahuluan yang pengukuran
tinggi badan di dapatkan dari 6 balita, 4 (67%) balita rata ?rata tinggi badannya
68-79 cm mengalami kejadian stunting dan 2 (34%) balita rata-rata tinggi
badan nya 95 cm tidak mengalami stunting. Tujuan penelitian Menganalisis
hubungan paritas dan jarak kelahiran dengan kejadian stunting di Pustu
Pangeranan Wilayah Kerja Puskesmas Bangkalan.
Desain penelitian menggunakan analitik non eksperiment dengan
pendekatan Cross Sectional. Variabel independen yaitu kejadian stunting dan
variabel dependen paritas dan jarak kelahiran. Populasi penelitian 125 orang
dan jumlah sampel yang diambil yaitu 94 orang di Pustu Pangeranan Wilayah
Kerja Puskesmas Bangkalan. Teknik sampel yang digunakan yakni Accidental
Sampling, menggunakan uji statistic yakni Spearman Rank. Sebagian besar
paritas yaitu multipara 64 (68,1%) orang dan jarak kelahiran ? 2 tahun
sebanyak 66 (81,5%) orang.
Hasil penelitian ?-value 0,030 (?>0,05) dapat disimpulkan ada
hubungan paritas dengan kejadian stunting. Sedangkan hasil ?-value 0,003
(?<0,05) dapat disimpulkan ada hubungan jarak kelahiran dengan kejadian
stunting.
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menurunkan angka paritas
yaitu Pemerintah melakukan kebijakan untuk mencegah kehamilan melalui
program KB untuk mengatur kehamilan (paritas) dan mengatur jarak kelahiran
idealnya 2 tahun