Abstract :
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penggunaan dan penyebab terjadinya campur kode pada anak usia 7-9 tahun di SD Nuril Islam Pacitan. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek penelitiannya adalah 21 siswa kelas 1A yaitu anak usia 7-9 tahun. Objek penelitian ini yaitu tuturan siswa saat melakukan komunikasi lisan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dokumentasi, dan kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan yaitu analisis data padan intralingual.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan wujud campur kode pada bahasa anak terdiri dari empat bentuk yaitu: 1) wujud campur kode kata pada bahasa Jawa dan bahasa Indonesia; 2) wujud campur kode frasa pada bahasa Jawa dan bahasa Indonesia; 3) wujud campur kode klausa pada bahasa Jawa dan bahasa Indonesia; 4) wujud campur kode kalimat pada bahasa Jawa dan bahasa Indonesia. Penyebab terjadinya campur kode terdiri dari enam macam yaitu: 1) penutur dan mitra tutur sedang berkomunikasi dalam situasi informal; 2) pembicara atau penutur ingin memperlihatkan pengetahuan; 3) tidak adanya bahasa yang tepat untuk bahasa yang sedang digunakan; 4) menandakan suatu anggota atau kelompok; 5) ketidakmampuan untuk mencari padanan kata atau ekspresi dalam suatu bahasa; 6) hubungan bahasa dengan topik yang dibicarakan.
Kata Kunci: Campur Kode, Bahasa, Anak Usia 7-9 Tahun.