Abstract :
Seni Karawitan dengan penyandang Tunanetra merupakan hal yang seharusnya
diapresiasi dalam bentuk apapun. peneliti mencoba menggali bagaimana atau metode yang
diberikan dalam pemahaman anak Tunanetra yang terdapat di Yayasan Pendidikan Anak Buta
(YPAB) Surabaya dalam pembelajaran seni karawitan secara mendetail penelitian ini
meggunakan metode penelitian kualitatif analisis deskriptif. artinya, penelitian ini
menggunakan sumber data yang terdapat di lapangan melalui pengamatan dari aspek suatu
peristiwa yang terdapat pada objek penelitian. Keterbatasan siswa yang tidak dapat melihat
memiliki treatment khusus dalam pembelajaran, dari proses pembelajaran yang telah dilakukan
di Yayasan Pendidikan Anak Buta Surabaya, peneliti menemukan 5 metode yang dilaksanakan
sebagai prinsip dalam mengukur pemahaman praktik memainkan gamelan pada anak
penyandang tunanetra. Adapun metode yang diberikan pada pembelajaran seni Karawitan
yakni Meotode Naratif, metode Demonstrasi, metode Jigsaw Drill, dan metode Evaluatif
Demonstrasi.Penerapan metode memiliki kekhusuan tersendiri seperti halnya metode narasi
dan demonstrasi. Kekhususuan dalam penerapan metode narasi jyang diberikan oleh guru
yakni dengan menambhkan pengenalan notasi. Notasi yang diberikan bukan notasi Kepatihan
melainkan notasi Brille. Notasi Brille merupakan penulisan huruf maupun angka yang
digunakan oleh penderita tunanetra yang kemudian diimplementasikan berupa notasi pada
anstrument Karawitan. Kekhususan metode demonstrasi yang dilakukan dengan cara
merabakan instrument Karawitan sebagai pengenalan serta sebagai pendekatan ruang pada
instrument. Hal ini dilakukan karena dari setiap instrument memiliki skala yang berbeda antara
instrument satu dengan lainnya, sehingga dengan pendekatan ruang tersebut siswa diharapkan
tidak salah menabuh wilah nada yang tidak seharusnya ditabuh.