Abstract :
Siskawaty, NIM: 13.1294 Hidup Dalam Kasih Menurut Yohanes 15:12 Dan Implementasinya Bagi Mahasiswi Dalam Hidup Berasrama Di Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer (STTE). Pembimbing I, Rustam Siagian, M.Th . Pembimbing II, Obet Nego, M.Th.
Kata kunci: Kasih, Yohanes 15:12, Mahasiswi Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer.
Kasih adalah tindakan atau kemauan bukan hanya perasaan. Tuhan memberi perintah ?hendaklah kamu saling mengasihi atau kasihilah akan yang lain?. Menaati perintah ini bukan karena perasaan saja tetapi karena mau melakukannya. Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. mengasihi Tuhan berarti mengasihi sesama manusia juga, ini adalah sebuah kesatuan. Jika benar-benar ingin mengasihi Allah, maka harus memulainya dengan mengasihi orang, yaitu semua orang. Kasih merupakan tanggapan atas kemauan untuk menaati Tuhan yang adalah kasih itu. Akan tetapi pada kenyataannya saat ini ada banyak orang Kristen hanya memahami kasih secara teori pada penerapannya sangat kurang dan tidak menjadikan kasih itu sebagai gaya hidup orang percaya. Kondisi ini juga didapati di kalangan mahasiswi asrama putri secara khusus. Dimana mahasiswi hanya memahami kasih secara teori saja pada penerapannya sangat kurang, dan tidak menjadikan kasih itu sebagai ciri atau gaya hidup sebagai orang percaya.
Untuk menyelesaikan permasalahan diatas, penulis mengadakan penelitian dengan pendekatan kualitatif dan metode deskriptif bibliologis. Penulis menggunakan metode tersebut karena itulah yang sesuai dengan permasalahan yang akan penulis teliti. Dari hasil penelitian, penulis menemukan mahasiswi yang tidak hidup dalam kasih karena masih adanya iri hati, sulit mengampuni, dan masih mementingkan diri sendiri, itulah sebabnya mahasiswi masih sangat sulit untuk menerapkan kasih dalam hidup berasrama. Metode deskriptif bertujuan untuk menjelaskan sebab suatu peristiwa dan teologis dikarenakan dalam memberikan solusi dari permasalah yang terjadi berdasarkan kepada kebenaran Alkitab.
Apabila mahasiswi STTE sudah hidup dalam kasih dengan benar, seperti dalam Yohanes 15:12, maka tentunya mahasiswi akan hidup saling mengasihi, saling menopang satu dengan yang lainnya, meskipun kadang ada gesekan satu dengan yang lain, namun karena ? kasih? itu dapat menyatukan dan saling merangkul satu dengan yang lain. Sehingga dari hal itu mahasiswi STTE dapat menciptakan kerukunan dalam hidup berasrama terlebih menikmati pembentukan di STTE.