DETAIL DOCUMENT
MAKNA PENDERITAAN DALAM 2 KORINTUS 6:4-10 DAN IMPLIKASINYA BAGI HAMBA TUHAN YANG MELAYANI DI UNREACH PEOPLE GROUP (UPG)
Total View This Week0
Institusion
STT Ebenhaezer Tanjung Enim
Author
Giawa, Enoni
Subject
BS The Bible 
Datestamp
2021-06-07 03:17:59 
Abstract :
Giawa, Enoni. Makna Penderitaan dalam 2 Korintus 6:4-10, dan implikasinya bagi hamba Tuhan yang melayani di Unreach People Group (UPG). Skripsi, Sekolah Tinggi Theologia Ebenhaezer. Pembimbing I: Fanny Yapi Markus Kaseke, S.P., M.Th. Pembimbing II: Pdt. Dr. Yanjum Seby Manafe., M.A Kata-Kata kunci: Penderitaan, 2 Korintus 6:4-10, hamba Tuhan, dan Unreach People Group (UPG). Pelayan Tuhan yang melayani di Unreach People Group (UPG) takut mengalami penderitaan dalam pelayanan oleh karena berbagai faktor yang terjadi. Maka penulis termotivasi meneliti 2 Korintus 6:4-10, yang menguraikan penderitaan Paulus untuk menjawab persoalan pelayan Tuhan yang sedang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif dan metode. Untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah hamba Tuhan yang takut mengalami penderitaan dalam pelayanannya. Untuk mendapatkan data yang valid maka peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk menemukan beberapa faktor penyebab hamba Tuhan takut mengalami penderitaan. Sebelum peneliti melakukan penelitian lapangan peneliti terlebih dahulu mengkaji makna penderitaan dalam 2 Korintus 6:4-10. Untuk menjawab persoalan yang terjadi di lapangan. Hasil tafsir 2 Korintus 6:4-10 adalah: seorang pelayan yang efektif adalah pelayan yang mampu menunjukkan dirinya sebagai pelayan yang siap menderita, sebagai pelayan yang baik harus memiliki ketekunan dalam menghadapi penderitaan, sebagai pelayan yang efektif mampu bertahan dan tetap melayani di tengah penderitaan yang terjadi dalam hidupnya. Sesuai dengan data yang didapatkan oleh peneliti di lapangan, ada beberapa faktor penyebab hamba Tuhan takut menderita salah satunya oleh karena seorang pelayanan sudah berada di zona nyaman, isu kerusuhan, penganiyaan, dan kurang yakin akan penyertaan Tuhan. Sehingga dari hal-hal tersebut para pelayan Tuhan yang melayani di Unreach people Group (UPG) takut mengalami penderitaan. Para hamba Tuhan yang melayani di Unreach people Group (UPG) seharusnya memiliki sikap yang mampu menunjukkan dirinya sebagi pelayan yang siap menderita, yang mampu berjuang dalam menghadapi penderitaan, dan tetap melayani di tengah-tengah penderitaan. Maka peneliti menyimpulkan bahwa para pelayan Tuhan yang melayani di Unreach people Group (UPG) tidak takut mengahadapi penderitaan apabila mengerti dan memahami penderitaan yang ada dalam 2 Korintus 6:4-10, bahwa penderitaan yang dialami sungguh tidak membinasakan hidup manusia. Justru penderitaan menimbulkan ketekunan dan keteguhan seseorang, dan untuk memurnikan setiap hidup orang percaya. 

Institution Info

STT Ebenhaezer Tanjung Enim