Abstract :
Logam berat mempunyai sifat yang sangat berbahaya bagi lingkungan maupun bagi kesehatan manusia. Arsen merupakan salah satu contoh logam berat yang mempunyai sifat toksik. Efek yang dapat ditimbulkan arsen pada kesehatan manusia adalah merusak kelenjar -kelenjar tubuh, mengganggu pernapasan, dapat juga mengakibatkan cardiovascular (gangguan pada jantung). Oleh karena hal itu tersebut, maka perlu penanganan khusus dalam mengurangi bahkan menghilangkan logam berat arsen, terutama di perairan. pada umumnya penyisihan logam berat dilakukan dengan cara oksidasi-reduksi, pertukaran ion maupun dengan cara penguapan. Pada penelitian ini diberikan suatu alternatif pengolahan logam berat, khususnya arsen yang perlu dikembangkan yaitu dengan cara biosorpsi. Tujuan dari penelitian ini adalah memenfaatkan limbah untuk mengurangi limbah logam berat terutama yang berada di perairan. Biosorpsi adalah ikatan antara anion dan kation melalui pertukaran ion pada biomassa hidup atau mati. Secara prinsip, biosorpsi adalah suatu proses yang memenfaatkan mikroba sebagai biosorben untuk mengakumulasikan berbagai logam berat. Mikroba yang digunakan dalam penelitian ini adalah mikroba hasil fermentasi beer dan dalam kondisi mikroba hidup dan mati. dalam menentukan konsentrasi yang paling optimum untuk pertumbuhan mikroba hidup adalah sebagai berikut : mikroba ditumbuhkan pada media yang mengandung arsen, dan memberikan hasil sebagai berikut : konsentrasi yang paling optimum untuk pertumbuhan mikroba berada pada konsentrasi 30 mg/l dengan densitas sebesar 3,875 mg/g, lebih dari konsentrasi 30 mg/l mikroba akan terhambat bahkan mati, hal ini mungkin saja disebabkan karena larutan arsen masuk ke dalam sel mikroba, sehingga mikroba terhambat pertumbuhannya atau bahkan mati. Proses masuknya substansi yang dikumpulkan (dalam hal ini arsen) de dalam sel biosorben disebut absorpsi, sedangkan untuk mengetahui proses biosorpsi pada mikroba hidup, menunjukkan data sebagai berikut: konsentrasi yang didapat oleh mikroba adalah 100 mg/l dengan densitas adsorpsi sebesar 3,268 mg/g, efisiensi penyisihan sebesar 38,56%. hal ini mengindikasikan bahwa pada suatu proses biosorpsi, luas permukaan sangat mempengaruhi densitas adsorpsi, semakin banyak mikroba hidup yang digunakan, semakin besar luas permukaan mikroba untuk melakukan penyisihan arsen. dalam menentukan kondisi optimum proses biosorpsi dengan menggunakan mikroba mati sebagai biosorben, dilakukan dengan berbagai variasi kondisi, yaitu konsentrasi, berat biomassa, lamanya waktu kontak dan pH larutan. Dari penelitian ini diperoleh kondisi sebagai berikut: Konsentrasi 100 mg/l; berat biomassa 1 gram; lamanya waktu kontak 300 menit dan pH larutan 7-9.hasil penelitian yang diperoleh diaplikasikan dalam isotern yang berlaku, dengan tujuan untuk mengetahui daya serap dari biosorben. Isotern yang digunakan adalah isotern Freundlich dan isoterm Langmuir. Berdasarkan data yang dihasilkan, mikroba mati dan hidup mengikuti isoterm Langmuir, karena memberikan koefisien yang mendekati 1. Untuk mikroba hidup koefisien korelasi 0,9808 dengan persamaan : 1/(x/m)= 1/0,058 + 1/(1,97 x 10(-6)) (0,058)c atau 1/(x/m) = 17,24 + 8741,5/c, sedangkan untuk mikroba mati koefisien korelasi sebesar 0,9905 dengan persamaan : 1/(x/m) = 1/1,135 x 10(-4) + 1/(0,0018) (1,135 x 10(-4))c atau 1/(x/m) = 8810,57 -486442/c. Sehingga dengan demikian berdasrkan isoterm yang berlaku dapat disimpulkan bahwa mikroba hasil fermentasi beer hidup atau mati dapat berfungsi sebagai penyisih logam berat arsen.