Abstract :
Kegiatan operasi kilang minyak, selain menghasilkan produk utama berupa bahan bakar minyak, juga menghasilkan limbah baik berupa limbah padatan, gas maupun cair. Limbah ini apabila tidak dikendalikan akan menyebabkan pencemaran, terutama pencemaran terhadap ekosistem perairan karena lingkungan perairan ini merupakan sumber penampungan yang paling besar bagi buangan limbah. Untuk menangani masalah tersebut maka diperlukan pengolahan air buangan. Salah satu alternatif pengolahan yang dapat digunakan adalah alat pemisah minyak model CPI Separator. CPI Separator merupakan pemisahan minyak dengan menggunakan pelat bergelombang. pemisahan minyak dengan pelat bergelombang berdasarkan pada prinsip pengapungan. Sebelum dilakukan uji coba pemisahan minyak skala lab, maka dilakukan pengamatan pemisahan minyak yang ada di PERTAMINA UP VI - Balongan pada unit CPI 63 - OS -101. hasil analisa lab menunjukkan bahwa debit yang masuk dan hasil proses pembuangan di kilang sangat mempengaruhi proses kerja di CPI Separator. pada penelitian CPI Separator skala lab dilakukan variasi waktu tinggal yaitu 20,12 menit, 26,7 menit, 29,75 menit, 38,3 menit dan 69 menit. Hal ini untuk mengetahui effisiensi penyisihan minyak dari setiap waktu tinggal dalam kinerja alat pemisah minyak. Hasil analisa lab ini menunjukkan munculnya absorbansi terbesar pada panjang gelombang 277,5 nm, kemudian diikuti 265 nm dan 237,5 nm diperkirakan komponen minyak berupa senyawa aromatis dan atau olefin. Sedangkan perbedaan yang terlihat pada panjang gelombang 237,5 nm diperkirakan bahwa pada panjang gelombang ini selain mengandung senyawa aromatis juga mengandung senyawa hetero atom, yaiti sulfur, nitrogen dan oksigen. hasil penelitian dengan variasi waktu tinggal menunjukkan efisiensi penyisihan minyak yang paling baik dalam alat pemisah minyak skala lab terdapat pada waktu tinggal 69 menit dengan effisiensi berkisar antara 75 -83% kemudian diikuti dengan waktu tinggal 20,12 - 28,7 menit dengan effisiensi berkisar 58 - 84%. Sedangkan effisiensi yang paling rendah terjadi pada waktu tinggal 29,75 - 38,3 menit, dengan effisiensi antara 33 - 65%. terjadinya effisiensi yang rendah pada waktu tinggal 29,75 - 38,3 menit karena pengaruh bilangan Froude yang tidak memenuhi kriteria desain di jarak antar sekat 0,06 m. Semakin lebar jarak antar sekat maka kemungkinan terjadinya aliran turbulen dan tidak stabil dapat terjadi. Diameter kritis butiran minyak untuk keluar pelat berkisar 0,0023 - 0,0076 cm. Hal ini menunjukkan bahwa diameter butiran minyak yang terjadi pada saat percobaan lebih kecil dari diameter asumsi.