Abstract :
PT. ASTRA OTOPARTS Tbk Divisi NUSA METAL sebagai salah satu perusahaan komponen elektonik otomotif terbesar di Indonesia mempunyai andil cukup besar dalam masalah lingkungan hidup terutama masaiah pencemaran udara akibat debu dan gas.Pemantauan Tujuan dari penelitian ini adalah I. mengetahui konsentrasi kadar debu total (TSP) dan gas Hidrokarbon (HC) di lingkungan kerja yang kemudian dibandingkan dengan nilai ambang batas (NAB) sesuai Surat Edaran Menteri Tenaga Kerja : SE• O l/MEN/1997 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara Lingkungan Kerja, 2. mengetahui pengaruh kadar TSP dan gas HC terhadap kondisi kesehatan karyawan, 3. mengetahui upaya pengendalian yang dilakukan PT. ASTRA OTOPARTS Tbk Divisi NUSA MET AL dalam meminimasi pencemaran. Pengukuran kadar TSP dan gas HC dilakukan pada tanggal 1-2 Juli 2004 di dua lokasi yaitu proses Finishing dan proses Painting. Setiap lokasi diambil empat (4) titik pengukuran dan dibagi menjadi dua shift. Untuk mengetahui hubungan kadar TSP dan gas HC, suhu dan kelembaban digunakan metode statistik regresi linear. Sedangkan untuk mengetahui status kesehatan karyawan dilakukan dengan earn menyebarkan kuesioner kepada karyawan, dan kemudian dianalisa menggunakan metode statistik regresi logistikHasil pengukuran rata-rata kadar TSP di proses Finishing sebesar 6,68 mg/m3( dibawah NAB sebesar I 0 mg/m'), sedangkan di proses Painting sebesar 14, 75 mg/m3• (melebihi NAB). Pengukuran rata-rata gas HC di proses Finishing sebesar 27,77 mg/rrr' (dibawah NAB sebesar 30 mg/rrr'), sedangkan di proses Painting sebesar 30,99 mg/m3(melebihi NAB). Pada proses Painting dengan kadar TSP dan gas HC yang melebihi NAB, jumlah karyawan yang memiliki status kesehatan buruk Iebih besar (50,76%) dibandingkan proses Finishing (49,24%) yang kadar debu dan gas HC-nya dibawah NAB.Dari hasil analisa statistik regresi tinier, kadar TSP dipengaruhi oleh kadar gas HCdan kelembaban sebesar 84, I% dan 1,59% sisanya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan analisa statistik regresi logistik, dihubungkan antara status kesehatan (variabel terikat) dengan kadar TSP, kadar gas HC, umur, masa kerja, kepatuhan dan latar belakang kesehatan (variabel bebas). Pada analisa multivariat, angka signifikannya yanglebih kecil dari 0,005 (P < 0,005) adalah masa kerja (P = 0,026) dan Iatar belakang kesehatan(P = 0,0048). Berarti terdapat hubungan yang signifikan antara status kesehatan yang burukdengan umur dan masa kerja karyawan.Resiko relatif karyawan yang bekerja di lokasi dengan TSP dan gas HC tinggi (proses Painting) mengalami gangguan pernafasan adalah 3,09 kali lebih besar dibandingkan dengan karyawan yang bekerja di lokasi dengan TSP dan gas HC rendah (proses Finishing). Upaya Pengendalian yang dilakukan adaiah dengan memasang alat penangkap debu dan gas pada setiap proses yang berpotensi menimbulkan pencemaran seperti bag.filter dan wet scubber. Untuk mengurangi bahan pencemar yang keluar akibat kerusakan mesin, maka dilakukan pemeriksaan, pembersihan, dan pemeliharaan alat secara berkala. Sedangkan upaya pengendalian secara langsung kepada karyawan adalah dengan menyediakan secara lengkap alat pelindung diri.