DETAIL DOCUMENT
Penerapan Analisis Break Event Point (BEP) sebagai Alat Perencanaan Laba Perusahaan (Studi pada PT. Karya Sutarindo Pasuruan).
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Komaria, Siti
Subject
658 General management 
Datestamp
2021-10-18 04:32:26 
Abstract :
Analisa break even adalah suatu teknik analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya tetap, biaya variabel, keuntungan, dan volume kegiatan. Kondisi break event point (BEP) adalah kondisi dimana total revenue sama dengan total cost , atau laba yang diperoleh sama dengan nol. Penggunaan analisis BEP dimaksudkan untuk mengetahui tingkat laba yang diperoleh dari berbagai macam tingkat penjualan. BEP juga dapat digunakan untuk merencanakan laba pada periode berikutnya. Penelitian dilakukan pada PT. Karya Sutarindo Pasuruan yang memproduksi SCST ( Sundvik Chair and Sundvik Table / satu paket meja dan kursi) dan SRC ( Sundvik Rocking Chair / kursi goyang). Berdasarkan kejadian yang terjadi PT. Karya Sutarindo Pasuruan, laba perusahaan meningkat dalam tiga tahun terakhir, namun rasio laba terhadap penjualan mengalami penurunan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui penerapan analisis BEP pada perusahaan, margin of safety yang dihasilkan, dan memberikan alternatif perencanaan laba periode yang akan datang dengan berbagai tingkat kemungkinan yang terjadi. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus. Hasil perhitungan tahun 2011 setelah biaya semivariabel dipisahkan ke dalam biaya tetap dan biaya variabel, dihitung BEP perusahaan. BEP mix yang terjadi pada penjualan Rp. 12.916.475.510,09 dengan rincian penjualan SCST sebesar Rp. 8.447.106.821,48 dan SRC sebesar Rp. 4.469.368.688,61 dengan batas keamanan penurunan (MoS) sebesar 58 %. Perencanaan laba tahun 2012 menggunakan tahun 2011 sebagai dasar perhitungan. Peningkatan volume penjualan berbanding lurus dengan peningkatan biaya variabel. Volume penjualan pada tahun 2012 direncanakan sebesar Rp. 36.393.725.200,00 . BEP mix sebesar Rp. 12.916.475.510,09 dengan rincian penjualan SCST sebesar Rp. 8.280.433.907,10 dan Rp. 4.636.041.602,99, dan MoS sebesar 64,51 %. Apabila perusahaan menginginkan perolehan laba yang lebih besar dari pilihan alternatif yang disediakan, maka perusahaan sebaiknya meningkatkan harga jual dengan volume penjualan yang tetap. Analisis BEP sebaiknya diterapkan dalam perencanaan laba perusahaan. Analisis BEP memberikan informasi-informasi yang berkaitan dengan pencapaian laba sesuai yang diinginkan, sehingga dapat membantu manajer dalam pengambilan keputusan. 
Institution Info

Universitas Brawijaya