Abstract :
Selalu akan ada konflik dalam dinamika kehidupan bermasyarakat. Masyarakat yang telah lama hidup berdampinganpun dapat mengalami friksi yang terjadi karena perbedaan kepentingan. Komunitas Salafi dan komunitas Koptik yang telah lama hidup di tanah Mesir juga mengalami hal yang sama. Banyaknya kasus kekerasan yang saling dilakukan oleh kedua belah pihak, seperti pemboman rumah ibadah, pembunuhan, dan pemerkosaan membuat konflik antar agama di Mesir ini menjadi sorotan utama masyarakat lokal maupun internasional sejak tragedi pemboman gereja pada malam Natal di Qena, 2005 terjadi. Pertanyaanpertanyaan yang kemudian kerap terlontar adalah mengenai mengapa friksi sosial tersebut sampai dapat timbul dan tidak bisa diselesaikan oleh negara Mesir yang memiliki sistem demokrasi semipresidensial, yang memiliki komitmen untuk hidup sebagai bangsa yang plural dalam konstitusi negaranya.