Abstract :
Aroma menjadi salah satu penentu kualitas kopi. Hal ini dikarenakan rasa
dan aroma akan menentukan tingkat penerimaan kopi oleh konsumennya.
Analisis komponen aroma kopi dapat dilakukan dengan menggunakan Gas
Chromatography Mass Spectrometry (GC-MS). Sebelum dianalisis, komponen
aroma tersebut harus diekstrak terlebih dahulu. Metode esktraksi tersebut dapat
dilakukan dengan pelarut, seperti Ultrasonic Assisted Extraction (UAE) dan tanpa
pelarut, seperti Headspace Solid Phase Microextraction (HS-SPME).
Penelitian ini menggunakan sampel kopi medium roasted yang berasal
dari kota Malang, tepatnya di kaki gunung Arjuna. Data hasil penelitian ini
dianalisis secara statistika dengan menggunakan metode Rancangan Acak
Kelompok (RAK). Faktor 1 ialah jenis kopi yang terdiri dari 2 level (kopi arabika,
kopi robusta) dan faktor 2 ialah jenis pelarut yang terdiri dari 3 level
(diklorometana, etil asetat, heksana) sehingga diperoleh 6 kombinasi perlakuan
dengan masing-masing 3 kali ulangan, dan diperoleh 18 satuan percobaan.
Analisa yang dilakukan berupa analisa kimia meliputi kadar pati, protein, lemak,
air, abu, dan pH, serta analisa fisik meliputi warna dan rendemen. Hasil ekstraksi
biji kopi dengan metode UAE kemudian dianalisa komponen aroma dan
rendemen yang dihasilkan. Hasil penelitian dianalisis dengan Analysis of
Variance (ANOVA) dan dilakukan uji lanjut dengan Fisher’s Least Significant
Difference (LSD) dengan selang kepercayaan 95%. Data semi kualitatif hasil
analisis GC-MS ditabulasi dengan Microsoft Excel dan dibahas secara deskriptif.
Perlakuan jenis pelarut dalam jenis kopi memberikan pengaruh yang
nyata (α = 0,05) terhadap rendemen hasil ekstraksi. Perlakuan dengan
persentase rendemen tertinggi yaitu pelarut etil asetat dalam kopi arabika
(4,90%). Komponen aroma pada kopi arabika dan robusta yang teridentifikasi
GC-MS dengan metode UAE terdiri atas 3 golongan komponen yang berbeda,
yaitu acid, ester, dan alkohol. Komponen aroma dari golongan acid mendominasi
pada seluruh perlakuan. Komponen aroma pada kopi arabika dan robusta yang
teridentifikasi GC-MS dengan metode HS-SPME terdiri atas 12 golongan
komponen yang berbeda, yaitu aldehida, pirazin, pirimidin, pyrrole, keton, fenol,
ester, acid, furan, alkohol, hidrokarbon, dan sulfur compound. Komponen aroma
yang mendominasi pada kopi arabika ialah golongan aldehida, sedangkan pada
kopi robusta ialah golongan fenol.