Abstract :
DAS Rejoso merupakan salah satu DAS kritis di Jawa Timur. Berdasarkan peta tinjau jenis tanah Kabupaten Pasuruan, DAS Rejoso terdiri dari beberapa jenis tanah yakni Entisol, Oxisols, Andisols, Inceptisols dan Alfisols. Khusus Andisols memiliki ciri khas irreversible drying yakni sifat yang menyebabkan tanah sulit dibasahi kembali jika kering mengakibatkan Andisols mudah terkena erosi baik erosi angin maupun air hujan. DAS Rejoso memiliki sumber mata air terbesar yakni sumber mata air Umbulan yang mengalami penurunan debit air yang mungin dikarenakan adanya perubahan penggunaan lahan hutan sebesar 43,58% menjadi pemukiman dan ladang. Perubahan penggunaan lahan mempengaruhi laju infiltrasi, limpasan permukaan serta potensi erosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi limpasan permukaan dan erosi adalah tutupan kanopi. Adanya tutupan kanopi mampu mengintersepsi hujan melalui batang dan daun pohon sebelum hujan jatuh ke tanah menjadi infiltrasi dan limpasan permukaan. Selain berperan dalam mekanisme menurunkan limpasan permukaan, tutupan kanopi juga berperan dalam menekan erosi dikarenakan ketika terjadi hujan jatuh, maka energi kinetik hujan terintersepsi oleh tajuk tanaman terlebih dahulu sebelum mengenai tanah. Tujuan dari penelitian ini adalah mengkaji hubungan antara pengaruh kerapatan kanopi vegetasi dengan limpasan permukaan dan erosi pada Andisol di DAS Rejoso.
Penelitian dilaksanakan 7 Maret-7 Mei 2017 di Kecamatan Tosari wilayah DAS Rejoso, Kabupaten Pasuruan-Jawa Timur. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dengan pendekatan stratified random sampling dengan pembuatan plot erosi untuk pengukuran limpasan permukaan dan erosi. Terdapat 5 plot pengamatan yang mewakili keragaman kondisi tutupan kanopi vegetasi mulai dari sangat rapat (P1), rapat (P2), sedang (P3), jarang (P4) dan sangat jarang (P5) yang masing-masing plot pengamatan memiliki 3 ulangan sehingga terdapat 15 plot erosi. Ada dua variabel yang diamati yakni variabel hidrologi yang meliputi limpasan permukaan dan erosi serta variabel biofisik yang meliputi ketebalan seresah, kondisi tanaman bawah dan tutupan kanopi.
Hasil penelitian sangat dipengaruhi oleh tingkat kerapatan kanopi vegetasi. Limpasan permukaan terendah pada P1 yakni sebesar 25 mm, sedangkan limpasan permukaan tertinggi pada P5 yakni sebesar 302 mm. Erosi terendah pada P2 yakni sebesar 4,16 ton/ha, sedangkan erosi tertinggi pada P5 yakni sebesar 560,06 ton/ha. Limpasan permukaan terendah terjadi pada P1 tetapi erosi terendah terjadi pada P2 yang mungkin dikarenakan adanya tanaman bawah yang lebih banyak dibandingkan P1. Energi kinetik hujan dari lolosan kanopi pohon akan lebih banyak ditahan oleh tanaman bawah P2.