Abstract :
PT Gatra Mapan merupakan perusahaan yang bergerak pada bidang manufaktur untuk
produk-produk furniture, diantaranya lemari. Pada tahun 2016, perusahaan memiliki
permasalahan terkait pengendalian kualitas, yakni dalam satu tahun menghasilkan produk
cacat sebesar 4900 unit atau sekitar 4,41% dari keseluruhan produksi, dimana target
maksimal produk cacat yang ditetapkan oleh perusahaan hanya 2% dari keseluruhan
produksi. Selain jumlah produk cacat yang melebihi target maksimal yang ditetapkan, juga
terjadi komplain dari pembeli terkait produk yang dikirim oleh perusahaan yakni sebanyak
413 unit. Hal ini menunjukan masih adanya produk cacat yang lolos pada inspeksi internal
yang dilakukan oleh perusahaan. Oleh karena itu, diperlukan adanya upaya perbaikan
untuk meningkatkan kualitas lemari yang dihasilkan oleh perusahaan sehingga jumlah
produk cacat yang diproduksi dapat diminimalisir.
Pada penelitian ini digunakan metode Six Sigma yang didalamnya terdapat tahapan
Define, Measure, Analyze dan Improve. Six Sigma merupakan suatu visi peningkatan
kualitas menuju target 3,4 kegagalan persejuta kesempatan (DPMO). Pada tahap Define,
dilakukan identifikasi Critical To Quality (CTQ). Dalam tahap Measure, dilakukan
perhitungan nilai DPMO dan level sigma, pembuatan peta kendali serta perhitungan
kapabilitas proses. Pada tahap Analyze, dilakukan analisa mengenai akar penyebab
permasalahan yang menimbulkan adanya produk cacat. Alat pengendalian kualitas yang
digunakan pada tahap ini adalah diagram sebab akibat (Cause and Effect Diagram) dan
Failure Mode and Effect Analysis (FMEA), yakni suatu prosedur terstruktur untuk
mengidentifikasi dan mencegah sebanyak mungkin mode kegagalan dengan menentukan
angka Risk Priority Number (RPN) yang didapat dari nilai Severity, Occurrence dan
Detection. Selanjutnya, pada tahap Improve diberikan saran perbaikan untuk mengatasi
penyebab terjadinya produk cacat.
Pada hasil penelitian ini, didapatkan Critical to Quality (CTQ) produk lemari antara
lain komponen lemari tidak pecah, lapisan edging dan laminasi tidak mengelupas, tidak
terdapat goresan baik visual maupun tajam, hasil laminasi rapi tidak menggelembung,
lemari bersih tidak terdapat kotoran, dan permukaan lemari lurus tidak melengkung. Selain
itu juga didapatkan nilai DPMO sebesar 43.515,7 dan level sigma sebesar 3,2. Faktor
penyebab dari produk cacat meliputi faktor manusia, material, mesin, metode dan
lingkungan. Rekomendasi perbaikan yang diberikan adalah penerapan gerakan 3S (Seiri,
Seiton dan Seiso), pembuatan form checklist untuk pengawasan kebersihan lingkungan
produksi serta penempelan rambu peringatan batas maksimal tumpukan yang
diperbolehkan diruang produksi dan form pemeriksaan produk jadi untuk mengurangi
jumlah produk cacat yang lolos ke tangan pembeli.