Abstract :
CV. Subur Makmur (Istana Bordir) berlokasi di Pakis, Malang - Jawa Timur. Istana
Bordir adalah perusahaan yang bergerak di bidang tekstil yang menerapkan sistem make to
order. Pengerjaan pesanan dilakukan pada bulan berikutnya dengan aturan First Come First
Serve (FCFS) tanpa memperhitungkan due date dari pesanan. Proses pengerjaan untuk setiap
pesanan sama yaitu dari proses potong, bordir, jahit, dan obras. Pada proses bordir ada 5
mesin bordir dengan kapasitas 12 unit (3 mesin), 15 unit (1 mesin), dan 20 unit (1 mesin).
Pengalokasian mesin bordir untuk mengerjakan satu pesanan sesuai dengan urutan
kedatangan pesanan dan hanya dikerjakan pada satu mesin. Hal ini memungkinkan pesanan
dengan jumlah yang banyak dikerjakan pada mesin bordir kapasitas 12 unit, dan
menyebabkan keterlambatan penyelesaian pesanan. Untuk memperbaiki kondisi ini maka
diperlukan penjadwalan produksi dengan mempertimbangkan due date dari setiap pesanan
dan jumlah serta pengalokasian mesin. Sehingga bisa meminimasi total keterlambatan dan
penolakan pesanan.
Untuk mengurangi total tardiness perusahaan menurut penelitian Bedworth (1987) yang
menggunakan metode Earliest Due Date (EDD) untuk melakukan penjadwalan produksi
dengan tujuan untuk meminimalkan total keterlambatan dalam penyelesaian proses
produksi. Pada penelitian ini dilakukan pengerjaan pesanan sesuai dengan urutan due date
yang paling awal. Setiap kombinasi urutan due date akan menghasilkan waktu penyelesaian
yang berbeda. Hal ini karena sebelum mesin bordir dialokasikan terlebih dahulu menghitung
waktu penyelesaian tercepat untuk masing-masing pesanan pada mesin bordir yang idle.
Dalam permasalahan flowshop belum ada jaminan solusi yang diberikan adalah solusi
optimal sehingga perlu dilakukan pengembangan algoritma EDD. Hasil penjadwalan EDD
dikembangkan mengikuti kondisi proses produksi di perusahaan dengan bantuan software
MATLAB. Pengembangan algoritma menggunakan software MATLAB untuk menentukan
alokasi mesin pada setiap tahap proses produksi. Pengembangan ini menjadwalkan satu
mesin potong untuk satu pesanan dan semua mesin potong untuk setiap pesanan. Mesin
bordir mengerjakan pesanan sejumlah kapasitas mesin bordir sesuai dengan waktu
penyelesaian proses potong.
Hasil dari penelitian ini terdapat 4 kombinasi urutan dengan menggunakan metode
EDD, 3 diantaranya mengurangi total tardiness 3 hari dengan 2 pesanan yang terlambat.
Untuk kombinasi urutan lainnya mengurangi total tardiness 4 hari dengan hanya 1 pesanan
yang terlambat. Hasil kombinasi urutan pengembangan dengan software MATLAB
menyelesaiakan pesanan Sadariah (3 hari), Potongan (4 hari), Terusan (6 hari), Seruni (8
hari), Kebaya (8 hari), Bunga (9 hari), Koko (9 hari), Tersanjung (13 hari), dan Melati (15
hari) sehingga pesanan selesai sebelum due date dengan total tardiness 0 hari. Diharapkan
dengan pengembangan ini perusahaan dapat mengurangi jumlah pesanan yang ditolak
sehingga lebih menguntungkan perusahaan.