Abstract :
CV Bagus Agriseta Mandiri merupakan sebuah home industry yang memproduksi
berbagai macam produk olahan buah khususnya buah apel di Kota Batu yang berdiri pada
tahun 2001 dengan dodol apel sebagai produk utama. Berdasarkan data pada tahun 2016,
terdapat beberapa atribut kinerja perusahaan yang mengalami penurunan. Atribut-atribut
kinerja yang mengalami penurunan antara lain; jumlah keluhan pelanggan, indeks kepuasan
karyawan, tingkat kinerja karyawan, dan lama pembayaran supplier. Hal tersebut
menunjukkan bahwa perlunya pengukuran kinerja pada seluruh stakeholder di perusahaan.
Dalam beberapa tahun terakhir, perusahaan sudah melakukan penilaian kinerja terhadap
karyawan saja. Namun dalam penilaian kinerja tersebut terdapat suatu kelemahan, yaitu
hanya mempertimbangkan karyawan saja, belum mempertimbangkan kinerja perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, diperlukan suatu metode pengukuran kinerja yang dapat
mempertimbangkan seluruh stakeholder yang ada di perusahaan dan dapat mengukur kinerja
perusahaan secara keseluruhan sehingga dapat diketahui aspek-aspek apa saja yang
kinerjanya belum mencapai target dan dapat diberikan rekomendasi perbaikan untuk
meningkatkan kinerja dari perusahaan.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Performance Prism.
Performance Prism adalah metode pengukuran kinerja yang menggambarkan kinerja
organisasi dalam bangun 3 dimensi yang memiliki 5 bidang perspektif, yaitu kepuasan
stakeholder, kontribusi stakeholder, strategi, proses, dan kapabilitas. Pengukuran kinerja
pada penelitian ini juga didukung oleh beberapa metode antara lain Analitycal Hierarchy
Process (AHP) untuk mengetahui skala prioritas masing-masing Key Performance Indicator
(KPI), scoring system menggunakan metode Objective Matrix (OMAX) dan Traffic Light
System (TLS) untuk mengetahui nilai indeks total perusahaan pada tingkat korporasi dan
termasuk pada kategori mana indeks total tersebut.
Hasil dari pengukuran kinerja menggunakan metode Performance Prism pada
penelitian ini didapatkan nilai indeks total sebesar 6.92 yang termasuk dalam kategori
kuning, yang berarti perusahaan masih belum mencapai target dan harus berhati-hati dengan
berbagai kemungkinan yang dapat terjadi. Dari pembobotan menggunakan AHP didapatkan
41 KPI dengan rincian 6 KPI pada investor, 9 KPI pada customer, 11 KPI pada employee, 8
KPI pada supplier, dan 7 KPI pada regulator, dengan KPI C11 dan C10 memiliki bobot
terbesar yaitu masing-masing 0.11 dan 0.096, sedangkan KPI R3 dan R4 memiliki bobot
terkecil dengan nilai 0.001 dan 0.003. Sedangkan dari scoring system menggunakan OMAX
dan TLS menunjukkan bahwa ada 25 KPI yang termasuk kategori hijau, 13 KPI yang
termasuk kategori kuning, dan 3 KPI yang termasuk kategori merah. Dalam penelitian ini
juga diberikan rekomendasi perbaikan dalam upaya untuk memperbaiki performansi dari
KPI-KPI yang termasuk dalam kategori merah.