Abstract :
Pabrik benang yang berlokasi di Pleret, Pasuruan ini merupakan perusahaan yang
bergerak dibidang produksi tekstil khususnya benang jahit yaitu Grey Thread. Pabrik yang
berlokasi di Pleret, Pasuruan ini hanya dikhusukan untuk mengolah benang twisting saja.
Produk yang dihasilkan di pabrik pleret ini terdiri dari 3 diantaranya benang Continous
Filament Polyester (CFP), benang Continous Filament Nylon (CFN), maupun benang
Internal Bonding Nylon (IBN). Mesin yang memproduksi benang CFP, mesin TBR L,
memiliki nilai downtime terbesar yaitu selama 96.930 menit dalam kurun waktu 1 tahun
selama tahun 2016. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi maupun
meminimalisir downtime mesin TBR L sehingga waktu lembur dapat dihilangkan.
Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) dapat digunakan untuk mengukur
besarnya efektivitas mesin TBR L. Metode Six Big Losses digunakan untuk menghitung
besarnya nilai losses yang dihasilkan oleh mesin TBR L yang terbagi menjadi 6 losses yaitu
breakdown losses, set-up & adjustment losses, idling & minor stoppages, reduced speed
losses, deffect in process losses, dan yield losses. Metode Fishbone Diagram berguna untuk
mengetahui penyebab yang mempengaruhi nilai masing-masing losses. Melalui metode
FMEA penyebab permasalahan dan dampak yang ditimbulkan dapat ditemukan dan
ditanggulangi serta pemilihan nilai failure yang kritis menjadi dasar untuk dilakukannya
perbaikan.
Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata Overall Equipment Effectiveness (OEE)
pada mesin TBR L yang terjadi selama tahun 2016 diperoleh sebesar 58,19%. Nilai
Availability Rate 80,66%, nilai Performance Rate 73,23%, nilai Rate of Quality 99,13%.
Terdapat 5 Losess yang teridentifikasi dan memberikan pengaruh dominan pada efektivitas
mesin TBR L diantaranya yaitu reduced speed losses, breakdown losses, setup and
adjustment losses, defect in process, dan idling and minor stoppage losses. Berdasarkan
FMEA terdapat 4 failure yang akan diperbaiki sesuai nilai masing-masing RPN yaitu
inverter overheat, spindle goyang, top motor burned, dan twist ring macet. Rekomendasi
perbaikan dilakukan yaitu pembuatan lubang pembuangan pada emergency lock door,
penerapan autonomous maintenance dalam melakukan kegiatan pembersihan maupun
pelumasan, memberikan batas pada spindle, penggunaan waste bag, dan pemasangan CCTV
sebagai upaya pengawasan pada operator.