DETAIL DOCUMENT
Upaya Peningkatan Efektivitas Mesin TBR L Pada Produksi Benang CFP Menggunakan Metode OEE Dan FMEA
Total View This Week0
Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Vincent, Jeffrey Ivan
Subject
658.5 Management of production 
Datestamp
2021-10-16 03:52:30 
Abstract :
Pabrik benang yang berlokasi di Pleret, Pasuruan ini merupakan perusahaan yang bergerak dibidang produksi tekstil khususnya benang jahit yaitu Grey Thread. Pabrik yang berlokasi di Pleret, Pasuruan ini hanya dikhusukan untuk mengolah benang twisting saja. Produk yang dihasilkan di pabrik pleret ini terdiri dari 3 diantaranya benang Continous Filament Polyester (CFP), benang Continous Filament Nylon (CFN), maupun benang Internal Bonding Nylon (IBN). Mesin yang memproduksi benang CFP, mesin TBR L, memiliki nilai downtime terbesar yaitu selama 96.930 menit dalam kurun waktu 1 tahun selama tahun 2016. Oleh karena itu, diperlukan suatu tindakan untuk mengurangi maupun meminimalisir downtime mesin TBR L sehingga waktu lembur dapat dihilangkan. Metode OEE (Overall Equipment Effectiveness) dapat digunakan untuk mengukur besarnya efektivitas mesin TBR L. Metode Six Big Losses digunakan untuk menghitung besarnya nilai losses yang dihasilkan oleh mesin TBR L yang terbagi menjadi 6 losses yaitu breakdown losses, set-up & adjustment losses, idling & minor stoppages, reduced speed losses, deffect in process losses, dan yield losses. Metode Fishbone Diagram berguna untuk mengetahui penyebab yang mempengaruhi nilai masing-masing losses. Melalui metode FMEA penyebab permasalahan dan dampak yang ditimbulkan dapat ditemukan dan ditanggulangi serta pemilihan nilai failure yang kritis menjadi dasar untuk dilakukannya perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan nilai rata-rata Overall Equipment Effectiveness (OEE) pada mesin TBR L yang terjadi selama tahun 2016 diperoleh sebesar 58,19%. Nilai Availability Rate 80,66%, nilai Performance Rate 73,23%, nilai Rate of Quality 99,13%. Terdapat 5 Losess yang teridentifikasi dan memberikan pengaruh dominan pada efektivitas mesin TBR L diantaranya yaitu reduced speed losses, breakdown losses, setup and adjustment losses, defect in process, dan idling and minor stoppage losses. Berdasarkan FMEA terdapat 4 failure yang akan diperbaiki sesuai nilai masing-masing RPN yaitu inverter overheat, spindle goyang, top motor burned, dan twist ring macet. Rekomendasi perbaikan dilakukan yaitu pembuatan lubang pembuangan pada emergency lock door, penerapan autonomous maintenance dalam melakukan kegiatan pembersihan maupun pelumasan, memberikan batas pada spindle, penggunaan waste bag, dan pemasangan CCTV sebagai upaya pengawasan pada operator. 
Institution Info

Universitas Brawijaya