Institusion
Universitas Brawijaya
Author
Abinowo, Masbarkah Panandita
Subject
725.804 General categories of recreation buildings
Datestamp
2021-10-18 01:39:36
Abstract :
Kota batu sebagai kota wisata menyuguhkan banyak potensi terutama bentang
alam. Kusuma agro, Selecta dan Cangar menjadi alternatif destinasi wisata alam untuk
dikunjungi. Kebun percobaan universitas brawijaya memiliki rencana untuk dikembangkan
menjadi pusat penelitian dan pengembangan bidang agro bernama Agrotechno Park
Universitas Brawijaya. Selain sebagai area penelitian dan pendidikan, kawasan agrotechno
park universitas brawijaya memiliki fungsi pendukung sebagai area wisata yang memiliki
potensi bentang alam di sekitar kawasan. Penelitian ini didasari dari adanya pengembangan
kawasan wisata edukasi pada Agrotechno Park Universitas Brawijaya, kawasan wisata
haruslah memiliki sarana dan prasarana kawasan yang memadai. Sehingga komponen
pariwisata pada kawasan agrotechno park universitas brawijaya harus dapat mencapai
kualitas yang tinggi.
Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif, deskriptif
kualitatif digunakan untuk menjelaskan keadaan eksisting pada kawasan agrotechno park
universitas brawijaya yang didukung dengan gambar dan diagram. Sedangkan kuantitatif
pada penelitian ini digunakan untuk menjelaskan kualitas komponen pariwisata kawasan
agrotechno park universitas brawijaya berdasarkan persepsi dan preferensi publik. Persepsi
publik dianalisis menggunakan Thurstone Score Analysis yang didapatkan dengan
menggunakan kuisioner skala likert untuk menentukan sikap publik terhadap kualitas
kawasan. Preferensi publik dianalisis dengan menggunakan metode Analytical Hierarchy
Process, metode ini digunakan sebagai metode pengambilan keputusan oleh responden
terhadap alternatif rekomendasi desain yang telah digagas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa menurut persepsi publik, kualitas komponen
pariwisata kawasan agortechno park universitas brawijaya berada pada kategori rendah,
sedang dan tinggi. Komponen yang terdapat pada kategori tinggi adalah keragaman sumber
daya alam (skor 3,8), keragaman kegiatan wisata (skor 4), kondisi pencapaian menuju
kawasan (skor 3,6) serta jarak dan waktu tempuh menuju kawasan (3,6). Komponen
tersebut menurut persepsi publik telah memenuhi kualitas pariwisata, sedangkan komponen
yang terdapat pada kategori rendah dan sedang adalah kertersediaan transportasi umum
(skor 2,2), fasilitas penginapan (Skor 2,4), fasilitas sarana pelengkap (2,4), fasilitas sarana
pendukung (2,5), fasilitas area parkir (2,9), kondisi jalur kendaraan (3,3), kondisi jalur
pejalan kaki (3,2), keamanan kawasan (3,3), kebersihan Kawasan (3,4) dan keragaman
objek wisata (3,5). Komponen pada kategori rendah dan sedang perlu untuk diberikan
rekomendasi desain yang mengacu pada gagasan/kriteria desain kawasan.
Setelah dirumuskan gagasan/kriteria desain dan alternatif rekomendasi desain,
penelitian pada tahap 2 adalah membandingkan alternatif rekomendasi desain berdasarkan
preferensi publik. Tahap ini menggunakan metode Analytical Hierarchy Process, pairwise
comparison merupakan tahap untuk membandingkan antara komponen pariwisata pada
kategori rendah dan antara komponen pariwisata dengan alternatif rekomendasi desain.
Setelah dilakukannya pairwise comparison, tahap selanjutnya adalah mencari nilai priority
vector dengan terlebih dahulu mencari nilai normalisasi dari tabel pairwise comparison.
Setelah ditemukannya nilai priority vector pada setiap komponen pariwisata dan alternatif
menurut preferensi publik, uji konsistensi dilakukan untuk menguji nilai priority vector
konsisten atau tidak. Pada penelitian, nilai setiap priority vector telah konsisten dengan
nilai Consistency Ratio berada pada nilai <10% atau <0,1. Sehingga, nilai priority vector
dapat digunakan pada tahap selanjutnya yaitu tahap Overall Composite Weight. Tahap
Overall Composite Weight adalah tahap nilai priority vector antar kriteria utama
(komponen pariwisata pada kategori rendah dan sedang) dikalikan secara matriks dengan
nilai priority vector alternatif-kriteria utama. Penelitian menghasilkan bahwa alternatif 1
menjadi alternatif dengan prioritas pengembangan yang tinggi menurut preferensi publik
dengan nilai OCW sebesar 0,55 dan alternatif 2 memiliki nilai sebesar 0,45.